ANATOMI UMUM
Istilah ANATOMI berasal sari kata Yunani purba
ANATOME yang berarti melihat, mengangkat ke permukaan dengan cara
mengiris dan menguraikan, yaitu melakukan dissection dengan menggunakan
alat scalpel, pincet dan gunting.
Jadi ilmu Anatomi mempelajari struktur tubuh manusia lapis demi lapis dengan cara menguraikan dan memotong bagian-bagiannya.
Ilmu Anatomi dibagi menjadi :
1. Anatomi descriptiva = Anatomi systematica, yang mempelajari
morfologi dan lokalisasi setiap organ, baik menurut fungsi maupun
menurut regio.
2. Anatomi topografica, mempelajari suatu letak organ terhadap organ lainnya.
3. Embryologi, mempelajari perubahan-perubahan perkembangan dan
pertumbuhan sel-sel mulai dari saat pembuahan sampai menjadi manusia.
4. Anatomi comparativa, membandingkan struktur tubuh manuisa dengan hewan.
5. Anthropologi ragawi, membandingkan struktur tubuh antar manusia (etnis)
Nomenciatur yang digunakan berbahasa latin, yang untuk pertama kali
disepakati pada tahun 1895 di Basel, disebut Nomina Anatomica Baseli.
Pada tahun 1935 disepakati Nomina Anatomica Jenai dan pada tahun 1980
diterbitkan Nomina Anatomica baru, yang merupakan “ A Revision by the
International Anatomical Nomenclatur Committee apporoved by the Elevent
International Congress of Anatomists in Mexico, 1980.
Sebagai dasar
untuk menentukan tempat dan arah dipakai SIKAP ANATOMI, yaitu suatu
Sikap yang berdiri tegak, kepala tegak, mata memandang lurus ke depan,
kedua lengan tergantung bebas ke bawah dan berada disamping tubuh dengan
telapak tangan membuka ke arah depan, dan kedua tungkai berdiri lurus
serta sejajar dengan keduaa kaki sejajar ke depan.
TERMINOLOGI
Ada beberapa kata Latin yang penting daan sering dipakai :
A. Kata sifat yang menyatakan bidang :
1. Medianus, bidang yang membagi tubuh menjadi 2 bagian kiri kanan yang simetris
2. Paramedianus, bidang yang berada disamping dan sejajar dengan bid.medianus.
3. Sagitalis, setiap bidang yang sejajar dengan bidang medianus
4. Frontalis, bidang yang tegak lurus pada bidang sagitalis, sejajar dengan permukaan perut.
5. Transversalis, bidang yang melintang tegak lurus pada arah memanjang tubuh.
B. Kata sifat yang menyatakan arah :
1. Medialis = lebih dekat pada garis tengah badan.
2. Lateralis = lebih jauh dari garis tengah badan
3. Ventralis = searah dengan vebter. Istilah ini sama dengan Anterior = searah dengan anticus.
4. Dorsalis = serarah dengan dorsum. Istilah ini sama dengan Posterior = searah dengan posticus.
5. Cranialis = searah dengan cranium.
6. Caudalis = searah dengan cauda
7. Longitudinalis = kearah ukuran panjang
8. Proximalis = lebih dekat ke pangkal
9. Distalis = lebih dekat ke ujung
10. Volaris = searah telapak tangan
11. Plantaris = searah telapak kaki
12. Ulnaris = kearah ulna
13. Radialis = kearah radius
14. Rostralis = kearah moncong
C. Kata benda yang menyatakan bangunan menonjol :
1. Processus = nama umum untuk tonjolan
2. Spina = tonjolan yang tajam
3. Tuber = benjolan bulat
4. Tuberculum = benjolan bulat yang kecil
5. Crista = tepi yang bergerigi
6. Pecten = bagian pinggir yang menonjol
7. Condylus = tonjolan bulat di ujung tulang
8. Epicondylus = benjolan pada condylus
9. Cornu = tanduk
10. Linea = garis
D. Kata benda yang menyatakan bangunan melengkung :
1. Fossa = nama umum
2. Fossula = fossa yang kecil
3. Fovea = lekuk yang agak rata
4. Foveola = fovea yang kecil
5. Sulcus = alur
6. Incisura = takik
E. Kata benda yang menyatakan lubang, saluran, ruangan :
1. Foramen = lubang
2. Fissura = celah
3. Apertura = pintu
4. Canalis = saluran
5. Ductus = pembuluh
6. Meatus = liang
7. Cavum = rongga
8. Cellula = ruang kecil berisi udara
Pembagian regio adalah sebagai berikut :
1. Regiones capitis
2. Regiones facialis
3. Regiones cervicales
4. Regiones pectoralis
5. Regiones abdominales
6. Regiones dorsales
7. Regiones perinaelis
8. Regiones membri superioris
9. Regiones membri inferioris
OSTEOLOGI UMUM
Tubuh manusia tersusun oleh seperangkat tulang yang saling berhubungan membentuk persendian, dan dinamakan Skeletaon
Adapun fungsi tulang :
1. Menegakkan dan memberi bentuk pada tubuh
2. Melindungi organ, seperti enchepalon, cor
3. Sebagai lat gerak pasif
4. Memproduksi sel darah
5. Tempat penyimpanan mineral, mis Ca, P.
KLASIFIKASI TULANG
A. Morfologi :
1. Os longum, yaitu tulang yang pada kedua ujungnya membentuk persendian mis. humerus
2. Os breve, yaitu tulang yang mengadakan persendiaan pada lebih dari dua permukaannya, mis. Ossa carpalis, ossa tarsalis
3. Os planum, berbentuk pipih, mis. scapula
4. Os pneumaticum, yaitu tulang berongga yang berisi udara, mis. os ethmoidale
5. Os sesamoidea, yaitu tulang yang terdapat di dalam tendo, mis. patella
6. Os irregulare, yaitu tulang-tulang yang tidak bisa dikelompokkan pada no. 1 sd 5
B. Histologi :
1. Osseum
2. Cartilago
C. Ontologi :
1. Osteogenesis desmalis
2. Osteogenesis chondralis
D. Lokalisasi :
1. Skeleton appendiculare
2. Skeleton axiale
STRUKTUR TULANG
Secara makroskop terdiri dari (1) substantia compacta dan (2) substantia spongiosa.
Pada os Longum substantia compacta berada di bagian tengah dan makin ke
ujung tulang menjadi semakin tipis. Pada ujung tulang terdapat
substantia spongiosa, yang pada pertumbuhan memanjang tulang membentuk
cavitis medullaris. Lapisan superficialis tulang disebut periosteum dan
lapisan profunda disebut endosteum. Bagain tengah os longum disebut
corpus, ujung tulang berbentuk konveks atau konkaf, membesar, membentuk
persendiaan dengan tulang lainnya.
Dari aspek pertumbuhan, bagian
tengah tulang disebut diaphysis, ujung tulang disebut epiphysis dibentuk
oleh cartilago, dan bagian diantara keduanya disebut metaphysis, tempat
peartumbuhan memanjang dari tulang (peralihan antara cartilago menjadi
osseum).
OSTEOLOGI KHUSUS
Menurut lokalisasi Skeleton dibagi menjadi :
A. Skeleton appendiculare, membentuk Extremitas superior et inferior
B. Skeleton axiale, terdiri dari :
1. Columna vertebralis
2. Costa
3. Sternum
4. Cranium
A.SKELETON APPENDICULARE
EXTREMITAS SUPERIOR = OSSA MEMBRI SUPERIORIS
1. CINGULUM MEMBRI SUPERIORIS (CINGULUM PECTORALE)
SCAPULA
Berbentuk segitiga, tepi sebelah medial disebut margo vertebralis,
sejajar dengan columna vertebralis, tepi yang menghadap cranial disebut
margo superior dan tepi lateral disebut margo axillaris. Ketiga tepi
tersebut membentuk angulus medialis (=angulus superior), antara margo
superior dan margo vertebralis, angulus inferior dibentuk oleh margo
medialis dan margo lateralis, dan angulus lateralis (=angulus axillaris)
dibentuk oleh margo lateralis dan margo superior.
Pada angulus
lateralis terdapat cavitas glenoidalis, suatu lekuk tempat persendiaan
dengan caput humeri. Antara cavitas glenoidalis dengan bagiam lain dari
scapula terdapat bagian yang agak mengecil, disebut collum scapulae.
Pada facies dorsalis terdapat penonjolan yang besar dan memanjang
arah miring dari caudomedial ke craniolateral, disebut spina scapulae.
Di bagian medial dari spina scapulae terdapat trigonum spinae scapulae.
Ujung lateral spina scapulae membentuk acromion, suatu tonjolan besar ke
arah lateral. Fossa di sebelah cranial spina scapulae disebut fossa
supraspinata, dan yang berada di sebelah caudalnya disebut fossa
infraspinata.
Disebelah medial dari cavitas glenoidalis terdapat
sebuah taju mengarah ke ventral, berbentuk seperti paruh gagak, disebut
processus coracoideus. Di sebelah medial dari processus coracoideus
terdapat incisura scapulae, berupa suatu takik.
Facies ventralis scapulae, berhadapan dengan costae, merupakan suatu lekukan yang besar, disebut fossa subscapularis.
Di bagian cranial dan cavitas glenoidalis tedapat tonjolan-tonjolan
kecil, disebut tuberossitas supra glenoidalis, di bagian caudalnya
cavitas terdapat tuberositas infra glenoidalis.
Pada acromion terdapat facies articularis acromii.
CLAVICULA
Berbentuk seperti huruf S, bagian medial melengkung lebih besar dan
menuju ke anterior. Lengkungan bagian lateral lebih kecil dan menghadap
ke posterior.
Ujung medial disebut extremitas sternalis, membentuk
persendian dengan sternum, dan ujung lateral disebut extremitas
acromialis, membentuk persendian dengan acromion.
Facies
superior clavicula agak halus, dan pada facies inferior di bagian medial
terdapat tuberositas costalis. Disebelah lateral tuberositas tersebut
terdapat sulcus subclavius, tempat melekat m.subclavius, dan di sebelah
lateralnya lagi terdapat tuberositas coracoidea, tempat melekat
lig.coracoclavicularis.
Pada facies medial clavicula terdapt foramen nutriculum, yang dilalui oleh pembuluh darah.
2.PARS LIBERA MEMBRI SUPERIORIS
HUMERUS
Morfologi adalah os longum. Ujung proximal membentuk caput humeri,
suatu tonjolan bentuk bulat yang serasi dengan cavitas glenoidalis, yang
mengarah ke dorso-medial. Caput terpisah dari corpus humeri oleh collum
anatomicum. Disebelah caudal dari collum anatomicum terdapat tuberculum
majus yang mengarah ke lateral dan tonjolan tuberculum minus yang
berada di sebelah medial. Diantara kedua tuberculum tadi terdapat sulcus
intertubercularis. Ke arah distal tuberculum majus melanjutkan diri
menjadi crista tuberculi majoris, dan tuberculum minus membentuk crista
tuberculi minoris. Di sebelah distal dari tuberculum amjus et minus
terdapat collum chirurgicum.
Pada copus humeri, di bagian
lateral terdapat tuberositas deltoidea, dan di bagian dorsal terdapat
sulcus spilaris (= sulcus nervi radialis) dengan arah dari craniomedial
menuju ke caudolateral.
Ujung distal corpus humeri melebar,
disebut epicondylus medialis dan epicondylus lateralis humeri. Di abgian
dorsal dari epicondylus medialis terdapat sulcus nervi ulnaris. Di
bagian medial ujung distal humeri terdapat trochlea humeri, yang
membentuk persendian dengan ulna, dan bagian lateral terdapat capitulum
humeri, yang membentuk persendian dengan radius. Di sebelah proximal
dari trochlea humerio terdapat fossa coronoidea, yang sesuai dengan
processus coromoideus ulnae, dan fossa radialis yang sesuai dengan
capitulum radii. Di bagian dorsal terdapat fossa olecranii, yang
ditempati oleh olecranon.
RADIUS
Ujung proximal radius
membentuk caput radii (=capitulum radii), berbentuk roda, letak
melintang. Ujung cranial caput radii membentuk fovea articularis (=fossa
articularis) yang serasi dengan capitulum radii. Caput radii
dikelilingi oleh facies articularis, yang disebut circumferentia
articularis dan berhubungan dengan incisura radialis ulnae. caput radii
terpisah dari corpus radii oleh collum radii. Di sebelah caudal collum
pada sisi medial terdapt tuberositas radii.
Corpus radii di
bagian tengah agak cepat membentuk margo interossea (=crista
interossea), margo anterior (=margo volaris), dan margo posterior.
Ujung distal radius melebar ke arah lateral membentuk processus
styloideus radii, di bagian medial membentuk incisura ulnaris, dan pada
facies dorsalis terdapat sulcus-sulcus yang ditempati oleh tendo.
Permukaan ujung distal radius membentuk facies articularis carpi.
ULNA
Ujung proximal ulna lebih besar daripada ujung distalnya. Hal yang
sebaliknya terdapat pada radius. Pada umjung proximal ulna terdapat
incisura trochlearis (= incisura semiulnaris), menghadap ke arah
ventral, membentuk persendian dengan trochlea humeri. Tonjolan di bagian
dorsal disebut olecranon. Di sebelah caudal incisura trochlearis
terdapat processus coronoideus, dan di sebelah caudalnya terdapat
tuberositas ulnae, tempat perlekatan m.brachialis. di bagian lateral dan
incisura trochlearis terdapat incisura radialis, yang berhadapan dengan
caput radii. Di sebelah caudal incisura radialis terdapat crista
musculi supinatoris.
Corpus ulnae membentuk facies anterior,
facies posterior, facies medialis, margo interosseus, margo anterior dan
margo posterior.
Ujung distal ulna disebut caput ulnae (=
capitulum ulnae ). Caput ulnae berbentuk circumferentia articularis, dan
di bagian dorsal terdapt processus styloideus serta silcus m.extensoris
carpi ulnaris. Ujung distal ulna berhadapan dengan cartilago
triangularis dan dengan radius.
OSSA CARPI (CARPALIA)
Terdiri dari 8 buah tulang dan terletak dalam 2 baris.
Baris I (deretan proximal) : os scaphoideum (=os naviculare), os lunatum, os triquentrum dan os pisiforme.
Baris II (deretan distal) : os trapezium (= os multangulum majus), os
trapezoideum, (= os multangulum minus). Os capitulum dan os hamatum.
Os scaphoideum membentuk tuberculum ossis scaphoidei. Os trapezium
membentuk tuberculum ossis trapezii. Os hamatum membenuk hamalus ossis
hamati. Tonjolan-tonjolan ini bersama-sama dengan os pisiforme membentuk
eminentiae carpi yang membatasi sulcus carpi. Sulcus carpi ditutupi
oleh ligamentum carpi transcersum dan membentuk canalis carpi.
OSSA METACARPI (METACARPALIA)
Terdiri dari 5 buah os longum. Setiap os metacarpale mempunyai basis metacarpalis, corpus metacarpalis dan caput metacarpalis.
OSSA DIGITORUM (PHALANGES)
Setiap jari mempunyai 3 ruas, kecuali ibu jari yang mempunyai 2 ruas,
yaitu phalanx proximalis, phalanx media dan phalanx distalis. Setiap
phalanx mempunyai basis phalangis, corpus phalangis dan caput phalangis.
EXTREMITAS INFERIOR = OSSA MEMBRI INFERIORIS
1.CINGULUM MEMBRI INFERIORIS (CINGULUM PELVICULUM)
OS COXAE (PELVICUM)
Terdiri dari tiga buah tulang, yaitu os ilium, os ischium dan os punis.
Ketiga tulang tersebut bertemu pada acetabulum pada usia kira-kira 16
tahun.
Os coxae sinister dari os coxae dexter bertemu di bagian
anterior pada linea mediana, membentuksymphysis pubis, di bagian dorsal
membentuk persendian dengan os sacrum. Os coxae dxter, os coxae
sinister, os sacrum dan os coccygeus membentuk cavum pelvicum.
Os
coxae mempunyai dua facies, yakno facies medialis atau facies pelvina
dan facies lateralis atau facies externa. Facies lateralis dibagi
menjadi 3 bagian, sebagai berikut :
(1) pars glutealis (aspect
posterolateral), (2) pars adductoris (aspect anterior) dan (3) pars
acetabulum. Pada facies lateralis ini terdapat sebuah lekukan yang
dalam, berbentuk cangkir, disebut acetabulum, berada di cranialis
foramen obturatorium. Tepi acetabulum tajam, disebut limbus acetabuli,
kecuali di bagian caudal membentuk incisura acetabuli. Lantai acetabulum
membentuk fossa acetabuli, ditempati oleh ligamentum teres femoris.
Antara lantai acetabulum dan tepi acetabulum terdapat suatu cartilago,
berbentuk telapak kuda, disebut facies lunata dan mengadakan persendian
dengan caput femoris membentuk articulatio coxae.
Facies medialis
dibagi apertura pelvis superior menjadi major, berada di bagian cranial,
dan pelvis minor yang berda di bagian caudal. Apertura pelvis superior
dibentuk oleh : promontorium, margo anterior ala osis sacri, linea
iliopectinea, crista pubica dan tepi cranial symphysis ossis pubis.
Kedua buah os coxae membentuk dinding anterior dan dinding lateral cavum
pelvicum.
Foramen obturatorium, berbentuk oval, memisahkan os pubis
yang terletak di bagian anterosuperior dari os ischium yang berada di
bagian posteroinferior. Foramen ini ditutupi oleh membrana obturatoria,
kecuali di bagian cranial pada sulcus obturatorius yang dilalui oleh
nervus obturatorius dan vasa obturatoria. Pada membrana obturatoria ini
melekat m.obturator internus dan m.obtorator externus.
OS PUBIS (PUBIS)
Terdiri dari corpus, ramus superior dan ramus inferior. Corpus ossis
pubis berbentuk pipih, dilapisi oleh cartilago hyaline, bersatu yang
kiri dan kanan, membentuk symphysis osseum pubis. Crista pubica adalah
suatu peningian yang kasar, berada di sepanjang tepr antero-posterior
corpus ossis pubis dan berakhir sebagai suatu tonjolan kecil yang
dinamakan tuberculum pubicum, tempat melekatnya ligamentum inguinale.
Letak dari crista pubica kira-kira 3 cm di lateral linea mediana dan
padanya melekat m.rectus femoris, conjoint tendon dan vagina musculi
recti.
Facies interna corpus ossis pubis licin, membentuk dinding
anterior cavitas pelvis. Permukaan anterior corpus ossis pubis kasar dan
merupakan tempat perlekatan dari m.adductor longus. Facies pelvina
corpus ossis pubis mempunyai permukaan yang halus, menghadap ke arah
cranial, ditempati oleh vesica urinaria. Facies femoralis corpus ossis
pubis menghadap ke arah caudal, permukaannya kasar.
Pada posisi
Anatomi, tuberculum pubicum dan spina iliaca anterior superior terletak
pada bidang frontal yang sama. Demiokian pula crista pubica, os
coccygeus, pertengahan acetabulum, caput femoris dan ujung trochanter
major terletak pada bidang horizontal yang sama.
Ramus superior
ossis pubis berbentuk segitiga, meluas dari bagian superior corpus ossis
pubis menuju ke eminentia iliopectinae (= eminentia iliopubica), yang
merupakan suatu peninggian pada perbatasan antara ramus superior ossis
pubis dengan os ilium. Ramus superior mempunyai tiga permukaan, yaitu
(1) facies pelvina, (2) facies pectinea, dan (3) facies obturatoria.
Facies pelvina halus, berbentuk segitiga, turut membentuk dinding
cavitas pelvis. Facies pectinea berbentuk segitiga, tempat melekat
m.pectinea, dan dipisahkan dari facies pelvina oleh linea pectinea,
meluas dari tuberculum pubicum sampai pada eminentia iliopectinea.
Facies obturatoria menghadap ke arah caudo-dorsal, turut membentuk
sulcus obturatorius. Ujung lateral ramus superior membentuk 1/5 bagian
dari acetabulum.
Ramus inferior ossis pubis pendek, meluas dari
corpus ossis pubis menuju ke arah dorso-caudo-lateral, dan bertemu
dengan ramus inferior ossis ischii; turut membentuk foramen
obturatorium.
OS ILII (ILIUM)
Tepi superior os ilii
melengkung dan disebut crista iliaca, ke arah interior berakhir sebagai
spina iliaca anterior superior, dan ke arah superior berakhir spina
iliaca posterior superior. Crista iliaca membentuk labium externum dan
labium internum. Di antaranya terdapat linea intermedia. Kira-kira 5 cm
di sebelah dorsal dari spina iliaca anterior superior labiun externum
membentuk tuberculum iliacum. Di bagian anterior crista iliaca melekat
m.obliquus internus abdominis, m.obliquus externus abdominis dan
m.transversus abdominis. Pada bagian posterior crista iliaca terdapat
perlekatan dari m.quadratus lumborum dan m.erector spinae. Di antara
spina iliaca anterior superior dan acetabulum terdapat suatu penonjolan
yang bulat, disebut spina iliaca anterior inferior, tempat perlekatan
dari ligamentum iliofemorale dan m.rectus femoris.
Pada facies
lateralis, di sebelah cranial dari acetabulum os ilii membentuk facies
glutea (=dorsum ilii), di bagian anterior berbentuk konveks dan di
bagian posterior berbentuk konkaf. Pada permukaan ini terdapat linea
glutea posterior, letak vertikal dan berada di sebelah anterior spina
iliaca posterior superior. Garis ini memisahkan perlekatan m.gluteus
maximus daripada m.gluteus medius. Di sebelah anterior dari linea glutea
posterior terdapat linea glutea anterior, yang mulai dari incisura
ischiadica major melengkung ke cranial dan berakhir pada crista iliaca
dekat pada acetabulum/ di antara linea glutea dan linea glutea posterior
terdapat perlekatan dari m.glutea medius.
Garis yang ketiga adalah
linea glutea inferior, yang melengkung kira-kira 2,5 cm di cranialis
dari acetabulum. M.gluteus minimus melekat di antara linea glutea
anterior dan linea glutea inferior. Sebuah tonjolan yang terletak di
sebelah cranial dan incisura ischiadic major, di sebelah caudal dari
spina iliaca posterior superior, disebut spina iliaca posterior
inferior.
Facies medialis dibagi oleh linea arcuata menjadi dua
bagian. Bagian yang berada di sebelah superior linea arcuata membentuk
fossa iliaca, tempat melekat m.iliacus, dan bagian yang berada di
sebelah inferior linea arcuata mempunyaiu permukaan yang licin, disebut
corpus ossis ilii dan bersatu dengan facies medialis corpus ossis pubis
dan ossis ischii.
Di sebelah cranialis dari incisura ischiadica
major terdapat facies auricularis, berbentuk huruf “C” dengan kakinya
yang membuka ke arah posterior, membentuk articulatio sacroiliaca dengan
os sacrum.
Bagian yang terletak di antara facies auricularis dan
crista iliaca disebut tuberositas iliaca, mempunyai permukaan yang kasar
dan merupakan tempat melekat ligamentum sacroiliacum.
OS ISCHII (ISCHIUM)
Terdiri atas bagian, yakni (1) corpus, (2) tuber ischiadicum dan (3)
ramus ossis ischii. Corpus ossis ischii berbentuk segitiga, yang turut
membentuk tepi foramen obturatorium, acetabulum dan incisura ischiadica
major, mempunyai tiga permukaan yakni (1) facies medialis (= facies
pelvina), (2) facies lateralis (= facies acetabularis) dan (3) facies
posterior (= facies glutealis). Facies glutelis terletak di antara tepi
acetabulum dan incisura major, ke arah cranialis bersatu dengan corpus
ossis ilii dan ke arah caudal melanjutkan diri menjadi tuber
ischiadicum.
Ramus ossis ischii terdiri dari ramus superior dan
ramus inferior ossis ischii, yang mengelilingi foramen obturatorium.
Ramus inferior ossis ischii bersatu dengan ramus inferior ossis pubis.
Tuber ischiadicum adalah bagian yang berada di antara ramus
superior dan ramus inferior ossis ischii. Ada literature yang tidak
membagi ramus ossis ischii menjadi ramus superior et inferior dan tuber
ischiadicum adalah bagian yang terletak di antara corpus ossis ischii
dan ramus ossis ischii. Tuber ischiadicum berbentuk oval, mempunyai tepi
medial dan tepi lateral, berfungsi menempung berat badan ketika
seseorang duduk dan tempat melekat m.hamstring.
CAVITITS PELVIS
Dibentuk oleh pelvis minor, di sebelah cranial dibatasi oleh
apertura paevis superior dan di sebelah caudal dibatasioleh apertura
pelvis inferior. Apertura pelvis superior (= inlet atau brim) dibentuk
oleh promontorium di sebelah posterior, linea arcuata di lateral dan
crista pubica di bagian anterior.
Caldwell dan Moloy membuat
klasifikasi pelvis wanita atas dasar bentuk apertura pelvis superior,
menjadi (1) tipe gynecoid, (2) android, (3) anthropoid dan (4)
platypelloid.
Besar kecilnya cavitas pelvis ditemukan oleh
ukuran-ukuran apertura pelvis superior, seperti ukuran
anterior-posterior (= diameter conjugata) dan diameter transversa.
Apertura pelvis inferior dibentuk oleh ujung oscoccygeus, tuber
ischiadicum dan arcus pubis di bagian anterior. Arcus pubis dibentuk
oleh ramus inferior ossis pubis sinister dan dexter.
Sumbu cavitas
pelvis berbentuk arcus yang melengkung, mengikuti dinding anterior yang
pendek dan dinding posterior yang panjang.
Dibandingkan dengan pelvis pria, maka pelvis wanita :
- lebih ringan
- jarak antara spina iliaca anterior superior lebih panjang
- tempat melekat otot kurang jelas
- apertura pelvis superior lebih besar dan bulat
- arcus pubis lebih besar (sudut tumpul)
- foramen obturatorium berbentuk seperti segitiga, dan lebih kecil
- acetabulum lebih kecil, dan mengarah ke anterior
FEMUR (OS FEMORIS)
Merupakan tulang yang paling panjang dan paling berat dalam tubuh
manusia. Panjangnya kira-kira 1/4 sampai 1/3 dari panjang tubuh. Pada
posisi berdiri, femur meneruskan gaya berat badan dan pelvis menuju ke
os tibia.
Terrdiri dari corpus, ujung proximal dan ujung distal.
Pada ujung proximal terdapat caput ossis femoris, collum ossis femoris,
trochanter major dan trochanter minor. Pada ujung distal terdapat
condylus medialis dan condylus lateralis. Pada posisi Anatomi kedua
ujung condylus medialis dan condylus lateralis terletak pada bidang
horizontal yang sama.
Caput ossis femoris berbentuk 2/3 bagian
dari sebuah bul;atan (bola), letak mengarah ke cranio-medio-anterior.
Pada ujung caput femoris, di bagian caudo-posterior dan titik sentral,
terdapat fovea capitis, yang menjadi tempet perlekatan dari ligamentum
teres femoris.
Collum femoris terletak di antara caput dan
corpus ossis femoris, ukuran panjang 5 cm, membentuk sudut sebesar 125
derajat. Pada bayi dan anak-anak sudut tersebut lebih besar dan pada
wanita lebih kecil.
Trochanter major adalah sebuah tonjolan ke
arah lateral yang terdapat padda perbatasan collum dan corpus ossis
femoris. Pada facies anteriornya melekat m.gluteus minimus. Pada
permukaan lateral melekat m.gluteus medius. Pada sisi medial dari
trochanter major terdapat fossa trochanterica, tempat melekat
m.obturator externus
Trochanter major berada 10 cm di sebelah caudal
dari crista iliaca, dan dapat dipalpasi pada sisi lateral tungkai. Pada
posisi berdiri trochanter major berada pada bidang horozontal yang sama
dengan tuberculum pubicum, caput femoris dan ujung os coccygeus.
Trochanter minor merupakan suatu tonjolan berbentuk bundar (konus),
terletak mengarah ke medial dan berada di bagian postero-medial
perbatasan collum dengan corpus ossis femoris. Di antara trochanter
minor dan trochanter major, pada permukaan posterior terdapat crista
intertrochanterica, tempat melekat m.quadratus femoris.
Corpus
ossis femoris melengkung ke ventral, membentuk sudut sebesar 10 derajat
dengan garis vertical yang ditarik melalui caput femoris, garis tersebut
merupakan axis longitudinalis dari articulatio coxae. Axis
longitudinalis dari corpus ossis femoris dengan axislongitudianlis dari
collum ossis femoris membentuk sudut inklinasi, yang bervariasi menurut
usia dan sex. Apabila sudut inklinasi mengecil maka kondisi ini
dinamakan coxa valga.
Bentuk corpus ossis femoris di bagian proximal
bulat dan makin ke distal menjadi agak pipih dalam arah
anterior-posterior. Pada facaies dorsalis terdapat linea aspera, yang
terdiri atas labium laterale dan labium mediale. Ke arah superior labium
laterale membentuk tuberositas glutea dan labium medial menjadi linea
pectinea sampai pada trochanter minor. Ke arah inferior labium laterale
berakhir pada epicondylus lateralis dari labium mediale mencapai
epicondylus medialis femoris. Di antara kedua ujung distal labimu
laterale dan labium mediale terdapat planum popliteum. Pada linea aspera
melekat mm.adductores, m.vastus medialis, m.vastus lateralis dan caput
breve m.biceps femoris.
Ujung distal corpus ossis femoris membentuk
dua buah tonjolan yang melengkung, disebut condylus medialis dan
condylus lateralis. Daerah di antara kedua condylus itu, di bagian
posterior dan caudal disebut fossa intercondyloidea. Di bagian ventral,
kedua condylus tersebut membentuk facies patellaris, yang dibagi oleh
sebuah alur menjadi dua bagian yang tidak sama besar, pars lateralis
lebih besar dan kurang menonjol dibandingkan dengan pars medialis. Pars
latralis mengadakan persendiaan dengan facies articularis lateralis
patellae. Facies medialis lebih kecil dan lebih menonjol ke distal,
mengadakan persendiaan dengan facies articularis patellae.
Bagian
distal condylus lateralis secara relatif lebih besar dan terjal,
sedangkan condylus medialis lebih kecil dan melengkung. Facies medial
dari condylus medialis femoris konveks dan kasar, dan bagian yang paling
menonjol disebut epicondylus medialis,
Bagian yang paling menonjol
pada facies lateralis condylus lateralis femoriss disebut epicondylus
lateralis femoris, bentuknya lebih kecil daripada yang medial.
PATELLA
Adalah sebuah os sesomoidea, ukuran kira-kira 5 cm, berbentuk segitiga,
berada di dalam tendo (bertumbuh di dalam tendo) m.quadriceps femoris.
Dalam keadaan otot relaksasi, maka patella dapat digerakkan ke samping,
sedikit ke cranial dan ke caudal.
Mempunyai facies anterior dari
facies articularis; facies articularis lateralis bentuknya lebih besar
daripada facies articularis medialis.
Margo superior atau basis
patellae berada di bagian proximal dan apex patellae berada di bagian
distal. Marga medialis dan margo lateralis bertemu membentuk apex
patellae.
TIBIA
Sebuah os longum, mempunyai corpus, ujung
proximal dan ujung distal, berada di sisi medial dan anterior dari crus.
Pada posisi berdiri, tibia meneruskan gaya berat badan menuju ke pedis.
Ujung proximal lebar, mengadakan persendian dengan os femur
membentuk articulatio genu, membentuk condylus medialis dan condylus
lateralis tibiae, facies proximalis membentuk facies articularis
superior, bentuk besar, oval, permukaan licin.
Facies articularis
ini dibagi menjadi dua bagian, dari anterior ke posterior, oleh fossa
intercondyloidea anterior, eminentia intercondyloidea dan fossa
intercondyloidea posterior. Fossa intercondyloidea anterior mempunyai
bentuk yang lebih besar daripada fossa intercondyloidea posterior. Tepi
eminentia intercondyloidea membentuk tuberculum intercondylare mediale
dan tuberculum intercondylare laterale. Eminentia epicondylaris
bervariasi dalam bentuk dan sering juga absen.
Facies articularis
dari condylus medialis berbentuk oval, sedangkan facies articularis
condylus lateralis hampir bundar. Condylus lateralis lebih menonjol
daripada condylus medialis. Pada facies inferior dari permukaan
dorsalnya terdapat facies articularis, berbentuk lingkaran, dinamakan
facies facies articularis fibularis, mengadakan persendian dengan
capitulum fibulae. Di sebelah inferior daro condylus tibiae terdapat
tonjolan ke arah anterior, disebut tuberositas tibiae. Di bagian
distalnya melekat ligamnetum patellae.
Corpus tibiae mempunyai
tiga buah permukaan, yaitu (1) facies medialis, (2) facies lateralis
dan (3) facies posterior. Mempunyai tiga buah tepi, yaitu (1) margo
anterior, (2) margo medialis dan (3) margo interosseus.
Fossa
medialis datar, agak konveks, ditutupi langsung kulit dan dapat
dipalpasi secara keseluruhan. Facies lateralis konkaf, ditempati oleh
banyak otot. Bagian distalnya menjadi konveks, berputar ke arah ventral,
melanjutkan diri menjadi bagian ventral ujung distal tibia. Facies
posterior berada di antara margo medialis dan margo interosseus. Pada
sepertiga bagian proximal terdapat linea poplitea, suatu garis yang
oblique dari facies articularis menuju ke margo medialis.
Margo
anterior disebut crista anterior, sangat menonjol, di bagian proximal
mulai dari tepi lateral tuberositas tibiae, dan di bagian distal menjadi
tepi anterior dari malleolus medialis.
Margo medialis, mulai dari bagian dorsal condylus medialis sampai ke bagian posterior malleolus medialis.
Margo interosseus mempunyai bentuk yang lebih tegas daripada margo
medialis, tempat melekat membrana interossea. Di bagian proximal mulai
pada condylus lateralis sampai di apex incisura fibularis tibiae
membentuk bifurcatio.
Ujung distal tibia membentuk malleolus
medialis. Malleolus medialis mempunyaii facies superior, anterior,
posterior, medial, lateral dan inferior. Pada facies posterior terdapat
sulcus malleolaris, dilalui oleh tendo m.tibialis posterior dan m.flexor
digitorum longus. Pada permukaan lateral terdapat incisura fibularis
yang membentuk persendian dengan ujung distal fibula.
Facies articularis inferior pada ujung distal tibia membentuk persendian dengan facies anterior corpus tali.
FIBULA
Terletak di bagian lateral crus, sejajar dengan tibia, hampir sepanjang
denga tibia. Di bagian proximal membentuk persendian dengan tibia dan
di bagian distal dengan os talus. Bagian intermedia difiksasi oleh
membrana interossea pada tibia, membentuk suatu syndesmosis. Fibula
tidak menampung gaya berat badan, dan karena bagian medial ditutupi oleh
otot-otot, maka hanya ujung-ujungnya saja yang dapat dipalpasi. Fibula
terdiri dari corpus, ujung proximalis dan ujung distal.
Ujung
proximalis disebut capitulum fibulae, membentuk persendian dengan ujung
proximal bagian posterior tibia, disebut articulatio tibiofibularis
proximalis, dapat dipalpasi di caudalis condylus lateralis tibiae, di
bagian posteriornya.
Capitulum fibulae terletak setinggi dengan
tuberositas tibiae. Pada bagian medial di ujung capitulum fibulae
terdapat facies articularis, yang membentuk persendian dengan condylus
laterlis tibiae. Permukaan persendiaa ini menghadap ke arah
ventro-cranio-medial. Facies lateralis capitulum fibulaea kasar, tempat
melekat m.biceps femoris dan ligamentum collaterale. Dari facies
latero-posterior terdapat tonjolan yang menjulang ke cranial, disebut
apex capitis fibulae (=processus styloideus).
Corpus fibulae
pada 3/4 bagian proximal mempunyai tiga margo atau crista, yaitu (1)
margo anterior, (2) margo interosseus, (3) margo posterior. Corpus
fibulae mempunyai tiga facies, sebagai berikut : (1) facies lateralis,
(2) facies medialis dan (3) facies posterior.
Margo aanterior lebih
menonjol daripada margo lainnya, dan dimulai dari apex capitis fibulae,
tempat melekat septum intermusculare. Margo posterior meluas mulai dari
apex capitis fibulae menuju ke caudo-medial mencapai permukaan posterior
malleolus lateralis.
Facies lateralis berada di antara margo
anterior dan margo superior, tempat melekat m.peroneus longus dan
m.peroneus brevis. Facies medialis berada di antara margo anterior dan
margo interosseus tempat perlekatan m.extensor digitorum longus,
m.extensor hallucis longus dan m.peroneus tertius. Facies posterior
berada di antara margo posterior dan margo interosseus, tempat melekat
m.soleus, m.flexor hallucis longus dan m.tibialis posterior.
Malleolus lateralis mempunyai permukaan medialis yang berbentuk
segitiga, halus dan mengadakan persendian dengan os tatus. Malleolus
lateralis lebih menonjol daripada malleolus medialis, terletak lebih ke
posterior, dan kira-kira 1 cm lebih ke distal. Pada facies medialis
terdapat facies articularis malleoli, yang mengadakan persendian dengan
os talus, dan bagian superiornya membentuk articulus dengan tibia. Pada
permukaan medialis, disebelah posterior facies articularis terdapat
fossa malleoli lateralis. Pada facies posterior terdapat sulcus
malleolaris (= sulcus tendinis mm. Peronaeorum)
OSSA TARSI (TARSALIA)
Terdiri dari tujuh buah tulang, yakni talus, calcaneus, os
naviculare, os cuneiforme mediale, os cuneiforme intermedium, os
cuneiforma lateralis dan os coboideum.
TALUS
Bagian
posteriornya bedar, disebut corpus tali, bagian anterior kecil yang
disebut caput tali dan di antaranya terdapat collum tali. Caput tali
mengarah ke medialis.
Facies superior corpus talli membentuk
facies articularis, berbentuk konveks ke arah anterior-posterior, dan
konkaf pada sisi-sisinya. Facies articularis tersebut kecil di bagian
posterior dan besar di abgian anterior, membentuk persendian dengan
ujung distalis tibia. Facies superior berlanjut ke sisi medial dan
mengadakan persendian dengan malleolus medialis, ke arah lateral
membentuk articulus dengan malleouls lateralis. Fadies articularis
tersebut disebut trochlea tali. Pada facies posterior corpus terdapt
tonjolan yang disebut processus posterior tali, yang dipisahkan oleh
sulcus m.flexoris hallucis longi menjadi dua bagian, yaitu tuberculum
mediale dan tuberculum lateralis tali.
Caput tali ke arah
anterior membentuk facies articularis navicularis, yang bmembentuk
articulus dengan os naviculare. Berdekatan dengan facies articularis
tersebut pada facies inferior caput tali terdapat facies articularis
calcanea antrior dan facies articularis calcanea media, yang mengadakan
persendian dengan calcaneus. Pada facies inferior, di antara facies
articularis calcanea posterior dan facies articularis anterior et media
terdapat sulcus tali.
CALCANEUS
Adalah tulang yang terbesar
dari semua assa tarsi. Bagian posterior-inferior disebut tuber
calcanei, yang membentuk tumit. Permukaan posterior kasar, tempat
melekat tendo calcaneus. Facies inferior membentuk processus medialis
dan apraocessus lateralis yang bertumpu pada lantai.
Facies anterior mengadakan persendian dengan os cuboideum melalui facies articularis cuboidei.
Pada facies medialis terdapat sebuah tonjolan yang disebut
sustentaculum tali. Pada facies superior sustentaculum tali terdapat
facies articularis talaris media, yang mengadakan persendian dengan
facies articularis calcanea media tali yang terdapat pada facies
inferior caput tali. Pada faacies inferior sustentaculum tali terdapat
sulcus m.flexor hallucis longi.
Pada facies superior calcaneus,
di bagian pertengahan, terdapat facies articularis talaris posterior,
yang besar, oval, konveks, mempunyai axis panjang yang mengarah ke
antero lateral, membentuk persendian dengan facies articularis calcanea
posterior, di antara facies articularis posterior dengan facies
articularis mesia terdapat sulcus calcanei. Sulcus tali dan sulcus
calcanei bersama-sama membentuk sinus tarsi. Di sebelah anterior dari
facies articularis media terdapat facies articularis talaris anterior,
yang mengadakan persendian dengan facies articularis calcanea anterior
tali.
Pada facies lateralis, di bagian anterior calcaneus,
terdapat processus trochlearis, yang memisahkan tendo m.peroneus longus
daripada tendo m.peroneus brevis.
OS NAVICULARE
Terletak di
sebelah anterior caput tali. Permukaan posteriornya membentuk facies
articularis yang konkaf, mengadakan articulus dengan caput tali ;
permukaan anteriornya membentuk facies articularis yang konveks dan
mengadakan persendian dengan os cuneiforme I – II – III. Facies
lateralis agak sempit dan membentuk facies articularis uyntuk bertemu
dengan os cuboideum.
Pada sisi medial terdapat tuberositas ossis
navicularis, yang dapat dipalpasi 3 cm di sebelah caudo-anterior dari
malleolus medialis.
OS CUBOIDEUM
Terletak pada sisi lateral
pedis, mengadakan persendian di bagian dorsal dengan calcaneus, di
bagian medial dengan os cuneiforme lateralis, dan di bagian anterior
dengan os metatarsale IV dan V.
Pada facies inferior terdapat
tuberositas ossis cuboidei, dan di sebelah anterior terdapat sulcus
tendinis m.peronaeai longi. Pada permukaan inferior tersebut melekat
m.flexor hallucis brevis.
OSSA CUNEIFORMIA
Terdiri dari :
(1) os cuneiforme mediale , (2) os cuneifoemr intermedium dan (3) os
cuneiforme laterale . Ossa cuneiforme di bagian posterior membentuk
articulus dengan os naviculare dan os cuboidem, dan di bagian anterior
membentuk articulus dengan os metatarsale I,II dan III.
Os
cuneiforme I (mediale) lebih besar daripada kedua ossa cuneiforme
lainnya, dan os cuneiforme II (intermedia) adalah yang terkecil. Os
cuneiforme III (laterale) membentuk persendian dengan os cuboideum. Pada
os cuneiforme mediale melekat tendo m.peronaeus dengan os cuboideum.
Pada os cuneiforme mediale melekat tendo m.peronaeus longus dan
m.tibialis anterior. Tendo m.tibialis possterior melekat pada ketiga
ossa cuneiformia, os cuboideum dan ossa metatarsalia II, III, IV dan V.
OSSA METATARSI (METATARSALIA)
Ada lima buah ossa metetarsi, masing-masing mempunyai caput
metatarsale, caput metatarsale dan basis metatarsalis. Basis ossa
metatarsalis I, II dan III mengadakan persendian dengan ossa
cuneiformia. Basis ossis metatarsi IV dan V membentuk persendian dengan
os cuboideum. Caput ossis metatarsalis I, II, III dan IV mengadakan
araticulus dengan basisi ossis phalangis proximalis.
Os
metatarsale I mempunyai bentuk yang lebih besar dan lebih kokoh daripada
ossa metatarsi lainnya. Di bagian inferior caput ossis metatarsalis I
terdapat sua buah ossa sesamoidea, yang berada di dalam tendo m.flexor
hallucis brevis.
Basis ossis metatarsalis V membentuk tuberositas ossis metatarsalis V, yang menonjol ke arah lateral.
OSSA DIGITORUM (PHALANGES)
Setiap os phalanx mempunyai basis phalangis, corpus phalangis dan caput
phalangis. Jari pertama hanya mempunyai dua buah ossa phalanges,
sedangkan jari-jari lainnya mempunyai tiga buah ossa phalnges. Os
phalanx jari I lebih besar dari semua ossa phalanges yang ada. Basis
ossis phalanges mengadakan persendian dengan caput ossis metatarsalis.
B. SKELETON AXIALE
1. Columna vertebralis
2. costa
3. sternum
4. cranium
1. COLUMNA VERTEBRALIS
Terdiri atas :
1.1. Vertebra cevicales 7 ruas
Vertebra thoracales 12 ruas
Vertebra lumbales 5 ruas
Vertebra sacrales 5 ruas, membentuk os sacrum
Vertebra coccygeales 4 ruas, membentuk os coccygeus
MORFOLOGI VERTEBRA
Pada umumnya terdiri atas corpus, arcus, processus spinosus dan
processus transversus. Di tengah setiap vertebra terdapat lubang yang
disebut foramen vertebrale, yang berada di antara corpus dan arcus
vertebrae.
Di bagian cranial dan caudal dari arcus vertebrae
terdapat incisura vertebralis superior dan incisura vertebralis
inferior. Incisura superior dengan incisura inferior dari vertebra di
sebelah cranialnya membentuk lubang yang dinamakan foramen
intervertebrale, dilalui oleh nervus spinalis.
Foramen vertebralia
dari ruas-ruas tulang belakang bersama-sama membentuk suatu saluran,
disebut canalis vertebralis yang berisikan medulla spinalis.
Arcus
vertebrae di bagian kiri dan kanan mempunyai taju yang menuju ke
superior dan inferior untuk berhubungan dengan vertebra di cranialisnya
dan vertebra yang berada di caudalisnya. Taju tersebut disebut processus
articularaais superior dan processus articularis inferior. Setiap
processus articularis mempunyai facies articularis untuk membentuk
persendian dengan processus articularis dari vertebra di cranial dan di
caudalisnya.
Diantara satu corpus vertebrae dengan corpus vertebrae lainnya terdapat discus intervertebralis.
1.1. VERTEBRA CERVICALIS
Mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. corpus vertebrae kecil, pendek dan berbentuk segiempat,
2. foramen vertebrale berbentuk segitiga dan besar,
3. processus transversus terletak di sebelah vebtral processus articularis
4. pada processus transversus terdapat foramen costotransversarium, dilalui oleh arteri dan vena vertebralis,
5. processus transversus mempunyai dua tonjolan, yaitu tuberculum
anterius dan tuberculum posterius yang dipisahkan oleh sulcus spinalis,
dilalui oleh nervus spinalis
6. processus spinosus pendek dan bercabang dua.
Vertebra cervicalis I mengalami modifikasi, disebut ATLAS, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a) tidak mempunyai corpus vertebrae,
b) hanya mempunyai arcus anterior dan arcus posterior atlantis,
c) arcus anterior di bagian tengah membentuk tonjolan ke ventral
disebut tuberculum anterius, dan arcus posterior membentuk tonjolan ke
posterior di bagian tengah, disebut tuberculum posterius atlantis,
d) facies articularis suoerior, yang membentuk persendian dengan
condyly occipitalis, merupakan suatu lekukan dan disebut fovea
articularis superior.
e) pada facies internus arcus anterior di
bagian medial terdapat fovea dentis, yang membentuk articulus dengan
dens epistrophei,
f) arcus anterior dihubungkan dengan arcus posterior oleh massa lateralis yang agak menonjol ke dalam foramen vertebrale.
g) di bagian dorsal massa lateralis terdapat sulcus arteriae vertebralis, yang ditempati oleh arteria vertebralis.
Vertebra cervicalis II mengalami modifikasi, disebut EPISTROPHEUS = AXIS
Corpus vertebrae membentuk taju yang menonjol ke cranial, disebut
Dens epistrophei, yang merupakan modifikasi dari corpus vertebrae
cervicalis I (Atlas). Di bagian anterior dan dens epistrophei terdapat
facies articularis anterior dentis, dan pada facies posterior terdapat
facies articularis posterior dentis, tempat persendian dengan atlas.
Di sebelah kanan dan kiri dari dens epistrophei terdapat facies
articularis superior, dan didorsalisnya terdapat sulcus spinalis II.
Vertevra cervicalis VI mempunyai tuberculum anterius processus
transversi yang agak besar, disebut tuberculum caroticum (Chassaignac).
Vertebra cervicalis VII mempunyai processus spinosus yang jauh lebih
panjang dari vertebra cervicalis lainnya sehingga dapat dilihat dan
dipalpasi dari luar. Sehubungan dengan itu vertebra ini disebut vertebra
prominens. Tuberculum posterius lebih panjang daripada yang lainnya.
Foramen costotransversarium hanya dilalui oleh vena vertebralis.
Acapkali pada tepi caudal corpus vertebrae terdapat fovea costalis untuk
costa I.
Bagian dari processus transversus yang terletak di sebelah
anterior foramen costotransversarium dapat dipersamakan dengan costa.
Kadang-kadang bagian ini memanjang, disebut processus costarius, bahkan
dapat terjadi bagian itu diganti oleh costa, yang betul-betul dapat
bergerak terhadap vertebra, costa semacam ini dinamakan costa
cervicalis.
VERTEBRA THORACALIS
Mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. corpus verterbra berukuran sedang, berbentuk jantung kartu, bagian anterior lebih rendah daripada bagian posterior,
2. foramen vertebrale bulat,
3. processus spinosus panjang dan runcing,
4. pada processus transversus dan pada corpus vertebrae terdapat fovea costalis, tempat perhubungan dengan costa.
Pada corpus vertebraea terdapat sua buah fovea costalis, yaitu sebuah
di bagian superior dan sebuah di bagian inferior, oleh karena setiap
costa melekat antara dua buah corpus nertebrae. Vertebrae Th.X –XII
hanya mempunyai sepasang fovea costalis.
VERTEBRA LUMBALIS
Mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. corpus besar, berbentuk sebagai ginjal melintang, bagian dorsal lebih rendah daripada bagian anterior,
2. processus spinosus besar dan pendek,
3. pada tepi dorsal processus articularis terdapat tonjolan yang tumpul, disebut processus mamillaris,
4. processus transversus arahnya melintang,
5. pada pangkal processus mamillaris di sebelah caudolateral terdapat processus accessories.
VERTEBRA SACRALIS
Terdirir atas 5 ruas tulang yang saling melekat menjadi satu
mmbentuk os Sacrum. Os sacrum berbentuk segitiga, dasarnya berada di
sebelah cranial, disebut basis ossis sacri, dan puncaknya berada di
bagian caudal, disebut apex ossis sacri. Dataran ventral melengkung
membentuk facies pelvina, dataran dorsal disebut facies dorsalis. Facies
pelvina agak halus. Sisa-sisa batas antara ruas-ruas nampak sebagai
garis-garis melintang, disebut linea transversus. Di sebelah lateral
dari linea transversa terdapat foramina intervertebralia yang membentuk
foramina sacralia anteriora. Bagian dari os sacrum yang terletak di
lateral dari foramina sacralia disebut lars lateralis.
Facies
dorsalis terbentuk dari perlekatan antara arcus-arcus vertebrae sacrales
dengan taju-tajunya. Di garis median terlihat crista saacralis media
yang terjadi dari perlekatan antara processus spinosis. Seperti pada
facies pelvina, di sini terdapat juga lubang-lubang yang disebut
foramina sacralia posteriora yang menuju ke canalis sacralis ( yaitu
saluran yang tersusun oleh foramina vertebralis sacrales). Di sebelah
medial dari foramina itu terdapat crista sacralis articularis yang
sesuai dengan processus articularis, di sebelah lateral dari
lubang-lubang itu terdapat crista sacralis lateralis yang sesuai dengan
processus transversus.
Processus articularis superior vertebra sacralis I masih berhubungan dengan vertebra lumbalis V.
Canalis sacralis di bagian arcus posterior vertebrae sacralis V di
tengah-tengah tidan menutup. Lubang itu disebut hiatus sacralis. Bagian
yang melekat menonjol membentuk comu sacralis.
Pars lateralis,
dibagian superior besar dan makin ke caudal makin mengecil. Pada dataran
lateralis terdapat permukaan persendian yang berbentuk sebagai telinga,
disebut facies auricularis, yang mengadakan persendian dengan os coxae.
Di sebelah dorsal facies auricularis pars lateralis datarannya tidak
rata akan tetapi berbenjol-benjol untuk perlekatan ligamenta,
tonjolan-tonjolan tersebut disebut tuberositas sacralis.
OS COCCYGEUS
Terdiri atas 4 ruas ( 3 – 6 ) yang melekat menjadi satu tulang.
Vertebra coccygeus I masih mempunyai sisa-sisa processus transversus,
membentuk comu coccygeus.
COLUMNA VERTEBRALIS
Ruas-ruas
tulang vbelakang tersusun menjadi columna vertebralis. Bentuk columna
vertebralis tidak lurus. Di beberapa tempat membentuk lengkungan, yaitu :
1. Lordosis cervicalis, melengkung ke anterior di daerah cervical.
2. Kyphosis thoracalis, melengkung ke dorsal di aerah thoracal.
3. Lordosis lumbalis, melengkung ke anterior di daerah lumbal.
4. Kyphosis sacralis, melengkung ke dorsal di daerah sacral.
Bayi yang baru lahir hanya mempunyai kyphose thoracalis, setelah usia 3
– 4 bulan saat bayimulai mengangkat kepala mala terbentuk lordosis
cervicalis. Umur 8 – 9 bulan saat bayi mulai belajar duduk dan brdiri
maka terbentuk lordosis lumbalis. Kyphose thoracalis yang dibawa lahir
sdisebut curvatura primer lordosis lumbalis yang terbentuk kemudian
disebut curvatura secunder.
Lengkungan-lengkungan tersebut terbentuk oleh gaya berat badan yang harus dipikul oleh columna vertebralis.
Bilamana columna vertebralis dilihat dari arah ventral, sebenarnya
tidak lurus betul, kadang-kadang berbelok sedikit ke kanan atau ke kiri,
keadaan ini disebut scoliose (apabila sangat jelas berarti suatu
keadaan patologis).
Foramina vertebralia merupakan saluran dari
regio cervicalis sampai di regio sacralis, disebut camalis vertebralis,
yang ke arah cranial berhubungan dengan cavum cranii dan ke arah caudal
berakhir pada hiatus sacralis. Canalis ini ditempati oleh medulla
spinalis. Nervus spinalis berjalan melalui foramina intervertebralis.
Antara vertebra lumbalis I dan basis ossis sacri terdapat
promontorium, yaitu diascus intervertebralis yang menonjol ke anterior.
Pada vertebra cervicalis I dan II foramen intervertebralenya
terletak di sebelah dorsal processus articularis, sedangkan pada
vertebra lainnya terletak di bagian anterior processus articularis.
2. COSTA
Ada 12 pasang costa, yang berdasarkan perlekatannya pada sternum, dapat dibagi menjadi 3 bagian, sebagai berikut :
1. Costa vera, melekat langsung pada sternum, yaitu costa I – VII.
2. Costa spuria, melekat pada costa di cranialisnya, yaitu costa VIII – X.
3. Costa fluctuantes, melayang-layang, tidak melekat di bagian anterior, yaitu costa XI – XII.
MORFOLOGGI COSTA
Setiap costa terdiri dari capitulum, collum dan corpus.
Capitulum costae mempunyai facies articularis untuk berhubungan dengan
corpus vertebrae. Pada permukaan persendian di bagian tengah terdapat
crista capituli costae. Antara collum dan corpus costae terdapat suatu
tonjolan yang disebut tuberculum costae, pada tuberculum tersebut
terdapat facies articularis tuberculi costae yang membntuk persendian
dengan processus transversus thoracalis.
Di sebelah lateral tuberculum costae, costa membelok ke medial dan membentuk sudut, yang disebut angulus costae.
Pada margo inferior costae di bagian medial terdapat sulcus costae, oleh arteri dan nervus.
Costa terdiri dari substantia compacta yang tipis dan substantia
spongiosa yang tebal. Costa berhubungan dengan sternum dengan
perantaraan cartilago, disebut pars cartilaginios, dan bagian costa
lainnya dinamakan pars osseum.
Costa I
Mempunyai facies
yang menghadap ke superior. Di bagian tengah terdapat sulcus
subclavius, dilalui oleh arteria subclavia, dan di sebelah medialnya
lagi terdapat tuberculum scaleni (Lisfranci), tempat perlekatan
m.scaleneus anterior.
Costa II
Mempunyai tuberositas II, tenpat melekat scaleneus posterior.
Costa XI – XII
Mempumnyai bentuk yang amat sederhana. Collum, angulus, tuberculum dan sulcus costae tidak begitu jelas.
3. STERNUM
Mempunyai bentuk seperti keris, terdiri dari manubrium sterni, corpus
sterni, dan pada ujung corpus sterni terdapat processus xiphoideus
sterni (= processus ensiformis sterni) yang berbentuk tajam dan runcing.
Ketiga bagian tersebut dihubungan satu sama lain oleh cartilago.
Tepi cranial manibrium sterni, di bagian tengah membentuk incisura
jugularis. Di sebelah lateral dan incisura sterni terdapat incisura
clavicularis, tempat persendian dengan clavicula. Di sebelah caudal dari
incisura clavicularis terdapat incisura costalis I, tempat persendiaan
dengan costa I.
Antara manubrium dan corpus sterni terbentuk angulus sterni (dapat dipalpasi).
Pada tepi lateral corpus sterni terdapat incisura costalis, tempat
articulus dengan costa II – VII. Costa II melekat pada perbatasan copus
dan manubrium sterni, dipakai sebagai patokan untuk menghitung costa.
Processus xiphoideus amat tipis dan bentuknya tidak tetap.
Vertebrae thoracales, costaae dan sternum dinamakan ossa thoracica,
membentuk dinding cavitas thoracis. Lobang di bagian cranial disebur
apertura thoracis superior, dibatasi oleh corpus vertebrae thoracalis I,
costa I dan incisura jugularis sterni. Lobang dari cavitas thoracis di
bagian caudal, disebut apertura thoracis inferior, dibentuk oleh
Processus xiphoideus, tepi medialis pars cartilaginis costae VII – X,
ujung costa XI dan XII, dan corpus vertebrae thoracalis XII.
Tepi
caudal pars cartilaginis costa VII – X membentuk arcus costalis. Arcus
costalis sinister dan arcus coastalis dexter membentuk angulus
infrasternalis.
4. CRANIUM
Pendahuluan
Cranium (Gr) terdiri atas serangkaian tulang-tulang yang saling
berhubungan, sebagian besar membentuk Synarthrosis dan hanya sebuah
tulang, yakni mandibula yang membentuk persendian dengan os temporale,
berbentuk Diarthrosis (= articulatio temporomandibularis).
Tulang-tulang yang membentuk cranium ada yang berpasangan dan ada yang
tidak. Menurut klasifikasinya adalah os planum. Os pneumaticum dan os
irregular.
Os planum terdiri atas lapisan tabula externa, tabula
interna dan diantaranya terdapat diploe (lapisan spongiosa). Tabula
externa bersifat elastis, tabula interna lebih tipis dan mudah retak.
Suatu benturan pada cranium dapat menyebabkan tabula interna retak tanpa
adanya retakan pada tabula externa.
Lapisan superficialis membentuk pericranium, lapisan profunda yang menghadap meninx disebut endocranium.
Ada ahli yang berpendapat bahwa Mandibula tidak termasuk dalam
cranium, jadi suatu tulang tersendiri, tetapi sebagian besar ahli
memasukkannya dalam cranium.
Cranium dibagi menjadi 2 bagian, sebagai berikut :
1. NEUROCRANIUM
2. VISCEROCRANIUM (= SPLANCHNOCRANIUM)
Neurocranium membentuk cavitas cranii, yang ditempati oleh encephalon,
dan dibagi menjadi bagian yang membentuk basis cranii dan calvaria
cranii.
Tulang-tulang yang membentuk neurocranium adalah os
frontale, os ethmoidale, os sphenoidale, os nasale, os lacrimale, os
temporale dan os parietale. Dua tulang yang tersebut terakhir ini
berpasangan.
Masih ada tulang-tulang lainnya yang berada di bagian
profunda, yaitu sebuah os vomer, sepasang os palatinum, sepasang os
concha nasalis inferior.
Pada viscerocranium terdapat rongga-rongga
yang ditempati oleh organum visuale, organum vestibulocochleare, organum
olfactus, organus gustatus. Juga terdapat lubang-lubang yang berfungsi
sebagai pintu masuk (dan keluar) untuk makanan dan udara respirasi.
Selain itu terdapat dentes pada maxilla dan mandibula, yang berperan
dalam mastikasi.
Yang dimaksud dengan Bidang Franfurt
adalah suatu bidang yang ditarik melalui margo inferior orbita dan margo
superior porus acusticus externus.
NORMA VERTIKALIS
Dari arah vertikalis (superior) cranium berbentuk oval dengan bagian
posterior yang lebih besar. Dibentuk oleh empat buah tulang, yaitu os
frontale di bagian anterior, sepasang os parietale yang berada di bagian
postero-lateral di sebelah kiri dan kanan linea mediana, dan sebuah os
occipitale yang terletak di bagian posterior. Di antara keempat buah
tulang tersebut terdapat sutura ( merupakan salah satu bentuk
synarthorosis), yakni sutura coronaria ( L, mahkota ) yang menghubungkan
os frontale dengan os poarietale, sugura sagitalis ( L, anak panah =
arrow ) yang menghubungkan os parietale sinister denganos apreitale
dexter, dan sutura lambdoidea (Gr, huruf L) yang menghubungkan os
parietale dengan os occipitale.
Pertemuan antara sutura
coronaria dengan sutura sagitalis membentuk bregma, yang pada masa bayi
masih terbuka dan dinamakan fontanei anterior, menutup pada usia dua
tahun. Pertemuan antara sutura sagitalis dengan kedua sutura lambdoidea
disebur lambda, yang pada masa kehidupan foetal masik terbuka membentuk
fontanel posterior, dan segera menutup sebelum bayi lahir.
Bagian tertinggi dari cranium disebut vertex yang terletak pada sutura
sagitalis, beberapa sentimeter di sebelah posterior dari bregma.
Di sebelah anterior dari lambda di lateral dari sutura sagitalis,
terdapat foramen parietale,yaitu lubang kecil dilalui oleh vena
emisaria.
NORMA POSTERIOR
Bagian ini dibentuk oleh
sebagian dari os parietale, os occipitale danpars mastoidea ossis
temporalis. Pada norma posterior terdapat lambda, yang dapat diraba
sebagai sebuah cekungan. Ujung inferior dari sutura lambdoidea bertemu
dengan sutura parietomastoidea dan sutura occipitomastoidea, membentuk
Asterion. Dekat pada sutura occipitamastoidea seringkali terdapat
foramen mastoideum, suatu lubang yang dilalui oleh vea emisaria.
Protuberantia occipitalis externa adalah sebuah penonjolan yang
terdapat di bagian tengah pada pertengahan jarak antara lambda dan
foramen occipitale magnum.
Penonjolan ini terletak sedikit di bagian
caudal dari bagian yang paling mencuat dari os occipitale sehingga
tidak dapat dilihat dari norma vertikalis. Bagian tengah (pusat) dari
protuberantia occipitalis externe disebut Inion.
Kearah lateral
dari protuberantia occipitalis externa terdapat dua buah peninggalan ke
arah kanan dan kiri yang dinamakan linea nuchae superior. Linea ini
dipakai sebagai patokan untuk menetukan batas cranial dari collum.
Kira-kira 1 sentimeter di cranalis dari linea nuchae superior terdapat
linea nuchae suprema (tidak selamanya ada).
NORMA ANTERIOR (NORMA FACIALIS)
Bagian anterior dari cranium membentuk dahi (= forehead), orbita, tonjolan pipi, hidung, rahang atas dan rahang bawah.
DAHI (= FOREHEAD)
Dibentuk oleh os frontale. Ke arah caudal, disebelah kiri dan kanan
linea mediana, os frontale membentuk persendian dengan os nasale.
Pertemuan antara os frontale dengan kedua os nasale pada linea mediana
disebut Nasion. Daerah yang berada di cranalis dari nasion, di antara
kedua arcus superficillaris disebut Glabella.
Sampai usia anak
kira-kira enam tahun, di antaa os frontale sinistra dan os frontale
dextra terdapat sutura metopica, yang dapt saj menetap sampai usia
dewasa.