Jumat, 21 Februari 2014

ANATOMI DASAR KEPALA (CRANIUM)

A. Tulang Kepala (Os. Cranium)
 1. Gubah tengkorak yang terdiri atas tulang-tulang seperti :
a. Os frontal (tulang dahi)
b. Os parietal (tulang ubun-ubun)
c. Os Occipital (tulang kepala bagian belakang)

2. Dasar tengkorak, yang terdiri dari tulang-tulang seperti :
a. Os Sfenoidalis (tulang baji), tulang yang terdapat ditengah-tengah dasar tengkorak dan berbentuk seperti kupu-kupu, dengan tiga pasang sayap.
b. Os Ethimoidalis (tulang tapis), terletak disebelah depan dari os sfenoidal diantara lekuk mata.
Selain kedua tulang tersebut diatas dasar tengkorak dibentuk pula oleh tulang-tulang lain seperti : tulang kepala belakang, tulang dahi dan tulang pelipis.

3. Samping tengkorak, dibentuk oleh tulang-tulang seperti :
a. Tulang pelipis ( os Temporal )
b. Sebagian tulang dahi
c. Tulang ubun-ubun
d. Tulang baji.


anterior view





lateral view



*Os. Cranium tersusun atas:
1 tulang dahi (os.frontale)
2 tulang ubun-ubun (os.parietale)
1 tulang kepala belakang (os.occipitale)
2 tulang baji (os.sphenoidale)
2 tulang pelipis (os.temporale)
2 tulang tapis (os.ethmoidale)

*Sutura
Tulang-tulang tengkorak kepala dihubungkan satu sama lain oleh tulang bergerigi yang disebut sutura. Sutura-sutura tersebut adalah :
1) Sutura coronalis yang menghubungkan antara os frontal dan os parietal.
2) Sutura sagitalis yang menghubungkan antara os parietal kiri dan kanan.
3) Sutura lambdoidea/ lambdoidalis yang menghubungkan antara os parietal dan os occipital. 
.



tulang wajah







*Bagian muka/wajah (os.splanchocranium)
2 tulang rahang atas (os.maxilla)
2 tulang rahang bawah (os.mandibula)
2 tulang pipi (os.zygomaticum)
2 tulang langit-langit (os.pallatum)
2 tulang hidung (os.nasale)
2 tulang mata (os.laximale)
1 tulang lidah (os.hyoideum)
2 tulang air mata (os.lacrimale)
2 tulang rongga mata (os.orbitale)


 
4. Tengkorak wajah pada manusia bentuknya lebih kecil dari tengkorak otak.
Didalam tengkorak wajah terdapat rongga-rongga yang membentuk rongga mulut (cavum oris), dan rongga hidung (cavum nasi) dan rongga mata (orbita). Tengkorak wajah dibagi atas dua bagian:

Bagian hidung terdiri atas :
1) Os Lacrimal (tulang mata) letaknya disebelah kiri/kanan pangkal hidung di sudut mata.
2) Os Nasal (tulang hidung) yang membentuk batang hidung sebelah atas
3) Os Konka nasal (tulang karang hidung), letaknya di dalam rongga hidung danj bentuknya berlipat-lipat.
Septum nasi (sekat rongga hidung) adalah sambungan dari tulang tapis yang tegak.

Bagian rahang terdiri atas tulang-tulang seperti :
1) Os Maksilaris (tulang rahang atas)
2) Os Zigomaticum, tulangpipi yang terdiri dari dua tulang kiri dan kanan.
3) Os Palatum atau tulang langit-langit, terdiri dari dua dua bua tulang kiri dan kanan
4) Os Mandibularis atau tulang rahang bawah , terdiri dari dua bagian yaitu bagian kiri dan kanan yang kemudian bersatu di pertengahan dagu. Dibagian depan dari mandibula terdapat processus coracoid tempat melekatnya otot.


B. Otot-otot Kepala

Cranial Mucle Lateral View

Otot bagian ini dibagi menjadi 5 bagian:
1. Otot pundak kepala, funsinya sebagian kecil membentuk gales aponeurotika disebut juga muskulus oksipitifrontalis, dibagi menajdi 2 bagian:
a. Muskulus frontalis, funsinya mengerutkan dahi dan menarik dahi mata
b. Oksipitalis terletak di bagian belakang, fungsinya menarik kulit ke belakang

2. Otot wajah terbagi atas:
a. Otot mata (muskulus rektus okuli) dan otot bola mata sebanyak 4 buah
b. Muskulus oblikus okuli/otot bola mata sebanyak 2 buah, fungsinya memutar mata
c. Muskulus orbikularis okuli/otot lingkar mata terdapat di sekliling mata, funsinya sebagai penutup mata atau otot sfingter mata
d. Muskulus levator palpebra superior terdapat pada kelopak mata. Fungsinya menarik, mengangkat kelopak mata atas pada waktu membuka mata

3. Otot mulut bibir dan pipi, terbagi atas:
a. Muskulus triangularis dan muskulus orbikularis oris/otot sudut mulut, fungsinya menarik sudut mulut ke bawah
b. Muskulus quadratus labii superior, otot bibir atas mempunyai origo penggir lekuk mata menuju bibir atas dan hidung
c. Muskulus quadratus labii inferior, terdapat pada dagu merupakan kelanjutan pada otot leher. Fungsinya menarik bibir ke bawah atau membentuk mimik muka ke bawah
d. Muskulus buksinator, membentuk dinding samping rongga mulut. Origo pada taju mandibula dan insersi muskulus orbikularis oris. Fungsinya untuk menahan makanan waktu mengunyah.
e. Muskulus zigomatikus/otot pipi, fungsinya untuk mengangkat dagu mulut ke atas waktu senyum.

4. Otot pengunyah/otot yang bekerja waktu mengunyah, terbagi atas:
a. Muskulus maseter, fungsinya mengangkat rahang bawah pada waktu mulut terbuka
b. Muskulus temporalis fungsinya menarik rahang bawah ke atas dan ke belakang
c. Muskulus pterigoid internus dan eksternus, fungsinya menarik rahang bawah ke depan

5. Otot lidah sangat berguna dalam membantu pancaindra untuk mengunyah, terbagi atas:
a. Muskulus genioglosus, fungsinya mendorong lidah ke depan
b. Muskulus stiloglosus, fungsinya menarik lidah ke atas dan ke belakang


Cranial Muscle Anterior View

 *Otot-otot Leher
otot leher dan punggung
1. Muskulus platisma, terdapat di samping leher menutupi sampai bagian dada. Fungsinya menekan mandibula, menarik bibir ke bawah dan mengerutkan kulit bibir.

2. Muskulus sternokleidomastoid di samping kiri kanan leher ada suatu tendo sangat kuat. Fungsinya menarik kepala ke samping, ke kiri, dan ke kanan, memutar kepala dan kalau keduanya bekerja sama merupakan fleksi kepala ke depan disamping itu sebagai alat bantu pernapasan..

3. Muskulus longisimus kapitis, terdiri dari splenius dan semispinalis kapitis. Ketiga otot ini terdapat di belakang leher, terbentang dari belakang kepala ke prosesus spinalis korakoid. Fungsinya untuk menarik kepala belakang dan menggelengkan kepala.

Kamis, 20 Februari 2014

Belajar Anatomi Cerdas

ANATOMI UMUM

Istilah ANATOMI berasal sari kata Yunani purba ANATOME yang berarti melihat, mengangkat  ke permukaan  dengan cara mengiris dan menguraikan, yaitu melakukan dissection dengan menggunakan alat scalpel, pincet dan gunting.
Jadi ilmu Anatomi mempelajari struktur tubuh manusia lapis demi lapis dengan cara menguraikan dan memotong bagian-bagiannya.
Ilmu Anatomi dibagi menjadi :
1.    Anatomi descriptiva = Anatomi systematica, yang mempelajari morfologi dan lokalisasi setiap organ, baik menurut fungsi maupun menurut regio.
2.    Anatomi topografica, mempelajari suatu letak organ terhadap organ lainnya.
3.    Embryologi, mempelajari perubahan-perubahan perkembangan dan pertumbuhan sel-sel mulai dari saat pembuahan sampai menjadi manusia.
4.    Anatomi comparativa, membandingkan struktur tubuh manuisa dengan hewan.
5.    Anthropologi ragawi, membandingkan struktur tubuh antar manusia (etnis)

Nomenciatur  yang digunakan berbahasa latin, yang untuk pertama kali disepakati pada tahun 1895 di Basel, disebut Nomina Anatomica Baseli. Pada tahun 1935 disepakati Nomina Anatomica Jenai dan pada tahun 1980 diterbitkan Nomina Anatomica baru, yang merupakan “ A Revision by the International Anatomical Nomenclatur Committee apporoved by the Elevent International Congress of Anatomists in Mexico, 1980.
Sebagai dasar untuk menentukan tempat dan arah dipakai SIKAP ANATOMI, yaitu suatu Sikap yang berdiri tegak, kepala tegak, mata memandang lurus ke depan, kedua lengan tergantung bebas ke bawah dan berada disamping tubuh dengan telapak tangan membuka ke arah depan, dan kedua tungkai berdiri lurus serta sejajar dengan keduaa kaki sejajar ke depan.

TERMINOLOGI
Ada beberapa kata Latin yang penting daan sering dipakai  :
A.    Kata sifat yang menyatakan bidang :
1.    Medianus, bidang yang membagi tubuh menjadi 2 bagian kiri kanan yang simetris
2.    Paramedianus, bidang yang berada disamping dan sejajar dengan bid.medianus.
3.    Sagitalis, setiap bidang yang sejajar dengan bidang medianus
4.    Frontalis, bidang yang tegak lurus pada bidang sagitalis, sejajar dengan permukaan perut.
5.    Transversalis, bidang yang melintang tegak lurus pada arah memanjang tubuh.

B.    Kata sifat yang menyatakan arah :
1.    Medialis = lebih dekat pada garis tengah badan.
2.    Lateralis = lebih jauh dari garis tengah badan
3.    Ventralis = searah dengan vebter. Istilah ini sama dengan Anterior = searah dengan anticus.
4.    Dorsalis = serarah dengan dorsum. Istilah ini sama dengan Posterior = searah dengan posticus.
5.    Cranialis = searah dengan cranium.
6.    Caudalis =  searah dengan cauda
7.    Longitudinalis =  kearah ukuran panjang
8.    Proximalis =  lebih dekat ke pangkal
9.    Distalis      =  lebih dekat ke ujung
10.    Volaris      =  searah telapak tangan
11.    Plantaris    =  searah telapak kaki
12.    Ulnaris      =  kearah ulna
13.    Radialis    =  kearah radius
14.    Rostralis   =  kearah moncong

C.    Kata benda yang menyatakan bangunan menonjol :
1.    Processus     =  nama umum untuk tonjolan
2.    Spina             =  tonjolan yang tajam
3.    Tuber           =  benjolan bulat
4.    Tuberculum =  benjolan bulat yang kecil
5.    Crista           =  tepi yang bergerigi
6.    Pecten          =  bagian pinggir yang menonjol
7.    Condylus     =  tonjolan bulat di ujung tulang
8.    Epicondylus =  benjolan pada condylus
9.    Cornu           =  tanduk
10.    Linea            =  garis

D.    Kata benda yang menyatakan bangunan melengkung :
1.  Fossa                = nama umum
2.  Fossula        =  fossa yang kecil
3.  Fovea        =  lekuk yang agak rata
4.  Foveola    =  fovea yang kecil
5.  Sulcus        =  alur
6.  Incisura        =  takik

E.    Kata benda yang menyatakan lubang, saluran, ruangan :
1.  Foramen    =  lubang
2.  Fissura        =  celah
3.  Apertura    =  pintu
4.  Canalis        =  saluran
5.  Ductus        =  pembuluh
6.  Meatus        =  liang
7.  Cavum        =  rongga
8.  Cellula        =  ruang kecil berisi udara

Pembagian regio adalah sebagai berikut :
1.    Regiones capitis
2.    Regiones facialis
3.    Regiones cervicales
4.    Regiones pectoralis
5.    Regiones abdominales
6.    Regiones dorsales
7.    Regiones perinaelis
8.    Regiones membri superioris
9.    Regiones membri inferioris


OSTEOLOGI UMUM

    Tubuh manusia tersusun oleh seperangkat tulang yang saling berhubungan membentuk persendian, dan dinamakan Skeletaon
Adapun fungsi tulang :
1.    Menegakkan dan memberi bentuk pada tubuh
2.    Melindungi organ, seperti enchepalon, cor
3.    Sebagai lat gerak pasif
4.    Memproduksi sel darah
5.    Tempat penyimpanan mineral, mis Ca, P.

KLASIFIKASI TULANG
A.    Morfologi :
1.    Os longum, yaitu tulang yang pada kedua ujungnya membentuk persendian mis. humerus
2.    Os breve, yaitu tulang yang mengadakan persendiaan pada lebih dari dua permukaannya, mis. Ossa carpalis, ossa tarsalis
3.    Os planum, berbentuk pipih, mis. scapula
4.    Os pneumaticum, yaitu tulang berongga yang berisi udara, mis. os ethmoidale
5.    Os sesamoidea, yaitu tulang yang terdapat di dalam tendo, mis. patella
6.    Os irregulare, yaitu tulang-tulang yang tidak bisa dikelompokkan pada no. 1 sd 5

B.    Histologi :
1.    Osseum
2.    Cartilago

C.    Ontologi :
1.    Osteogenesis desmalis
2.    Osteogenesis chondralis

D.    Lokalisasi :
1.    Skeleton appendiculare
2.    Skeleton axiale

STRUKTUR TULANG
    Secara makroskop terdiri dari (1) substantia compacta dan (2) substantia spongiosa.
Pada os Longum substantia compacta berada di bagian tengah dan makin ke ujung tulang menjadi semakin tipis. Pada ujung tulang terdapat substantia spongiosa, yang pada pertumbuhan memanjang tulang membentuk cavitis medullaris. Lapisan superficialis tulang disebut periosteum dan lapisan profunda disebut endosteum. Bagain tengah os longum disebut corpus, ujung tulang berbentuk konveks atau konkaf, membesar, membentuk persendiaan dengan tulang lainnya.
Dari aspek pertumbuhan, bagian tengah tulang disebut diaphysis, ujung tulang disebut epiphysis dibentuk oleh cartilago, dan bagian diantara keduanya disebut metaphysis, tempat peartumbuhan memanjang dari tulang (peralihan antara cartilago menjadi osseum).




OSTEOLOGI KHUSUS

    Menurut lokalisasi Skeleton dibagi menjadi :
A.    Skeleton appendiculare, membentuk Extremitas superior et inferior
B.    Skeleton axiale, terdiri dari :
1.    Columna vertebralis
2.    Costa
3.    Sternum
4.    Cranium

A.SKELETON APPENDICULARE
    EXTREMITAS SUPERIOR = OSSA MEMBRI SUPERIORIS
1. CINGULUM MEMBRI SUPERIORIS (CINGULUM PECTORALE)
SCAPULA
Berbentuk segitiga, tepi sebelah medial disebut margo vertebralis, sejajar dengan columna vertebralis, tepi yang menghadap cranial disebut margo superior dan tepi lateral disebut margo axillaris. Ketiga tepi tersebut membentuk angulus medialis (=angulus superior), antara margo superior dan margo vertebralis, angulus inferior dibentuk oleh margo medialis dan margo lateralis, dan angulus lateralis (=angulus axillaris) dibentuk oleh margo lateralis dan margo superior.
Pada angulus lateralis terdapat cavitas glenoidalis, suatu lekuk tempat persendiaan dengan caput humeri. Antara cavitas glenoidalis dengan bagiam lain dari scapula terdapat bagian yang agak mengecil, disebut collum scapulae.
    Pada facies dorsalis terdapat penonjolan yang besar dan memanjang arah miring dari caudomedial ke craniolateral, disebut spina scapulae. Di bagian medial dari spina scapulae terdapat trigonum spinae scapulae. Ujung lateral spina scapulae membentuk acromion, suatu tonjolan besar ke arah lateral. Fossa di sebelah cranial spina scapulae disebut fossa supraspinata, dan yang berada di sebelah caudalnya disebut fossa infraspinata.
    Disebelah medial dari cavitas glenoidalis terdapat sebuah taju mengarah ke ventral, berbentuk seperti paruh gagak, disebut processus coracoideus. Di sebelah medial dari processus coracoideus terdapat incisura scapulae, berupa suatu takik.
    Facies ventralis scapulae, berhadapan dengan costae, merupakan suatu lekukan yang besar, disebut fossa subscapularis.
    Di bagian cranial dan cavitas glenoidalis tedapat tonjolan-tonjolan kecil, disebut tuberossitas supra glenoidalis, di bagian caudalnya cavitas terdapat tuberositas infra glenoidalis.
    Pada acromion terdapat facies articularis acromii.

CLAVICULA
Berbentuk seperti huruf S, bagian medial melengkung lebih besar dan menuju ke anterior. Lengkungan bagian lateral lebih kecil dan menghadap ke posterior.
Ujung medial disebut extremitas sternalis, membentuk persendian dengan sternum, dan ujung lateral disebut extremitas acromialis, membentuk persendian dengan acromion.
    Facies superior clavicula agak halus, dan pada facies inferior di bagian medial terdapat tuberositas costalis. Disebelah lateral tuberositas tersebut terdapat sulcus subclavius, tempat melekat m.subclavius, dan di sebelah lateralnya lagi terdapat tuberositas coracoidea, tempat melekat lig.coracoclavicularis.
    Pada facies medial clavicula terdapt foramen nutriculum, yang dilalui oleh pembuluh darah.

2.PARS LIBERA MEMBRI SUPERIORIS
HUMERUS
Morfologi adalah os longum. Ujung proximal membentuk caput humeri, suatu tonjolan bentuk bulat yang serasi dengan cavitas glenoidalis, yang mengarah ke dorso-medial. Caput terpisah dari corpus humeri oleh collum anatomicum. Disebelah caudal dari collum anatomicum terdapat tuberculum majus yang mengarah ke lateral dan tonjolan tuberculum minus yang berada di sebelah medial. Diantara kedua tuberculum tadi terdapat sulcus intertubercularis. Ke arah distal tuberculum majus melanjutkan diri menjadi crista tuberculi majoris, dan tuberculum minus membentuk crista tuberculi minoris. Di sebelah distal dari tuberculum amjus et minus terdapat collum chirurgicum.
    Pada copus humeri, di bagian lateral terdapat tuberositas deltoidea, dan di bagian dorsal terdapat sulcus spilaris (= sulcus nervi radialis) dengan arah dari craniomedial menuju ke caudolateral.
    Ujung distal corpus humeri melebar, disebut epicondylus medialis dan epicondylus lateralis humeri. Di abgian dorsal dari epicondylus medialis terdapat sulcus nervi ulnaris. Di bagian medial ujung distal humeri terdapat trochlea humeri, yang membentuk persendian dengan ulna, dan bagian lateral terdapat capitulum humeri, yang membentuk persendian dengan radius. Di sebelah proximal dari trochlea humerio terdapat fossa coronoidea, yang sesuai dengan processus coromoideus ulnae, dan fossa radialis yang sesuai dengan capitulum radii. Di bagian dorsal terdapat fossa olecranii, yang ditempati oleh olecranon.

RADIUS
Ujung proximal radius membentuk caput radii (=capitulum radii), berbentuk roda, letak melintang. Ujung cranial caput radii membentuk fovea articularis (=fossa articularis) yang serasi dengan capitulum radii. Caput radii dikelilingi oleh facies articularis, yang disebut circumferentia articularis dan berhubungan dengan incisura radialis ulnae. caput radii terpisah dari corpus radii oleh collum radii. Di sebelah caudal collum pada sisi medial terdapt tuberositas radii.
    Corpus radii di bagian tengah agak cepat membentuk margo interossea (=crista interossea), margo anterior (=margo volaris), dan margo posterior.
    Ujung distal radius melebar ke arah lateral membentuk processus styloideus radii, di bagian medial membentuk incisura ulnaris, dan pada facies dorsalis terdapat sulcus-sulcus yang ditempati oleh tendo. Permukaan ujung distal radius membentuk facies articularis carpi.

ULNA
Ujung proximal ulna lebih besar daripada ujung distalnya. Hal yang sebaliknya terdapat pada radius. Pada umjung proximal ulna terdapat incisura trochlearis (= incisura semiulnaris), menghadap ke arah ventral, membentuk persendian dengan trochlea humeri. Tonjolan di bagian dorsal disebut olecranon. Di sebelah caudal incisura trochlearis terdapat processus coronoideus, dan di sebelah caudalnya terdapat tuberositas ulnae, tempat perlekatan m.brachialis. di bagian lateral dan incisura trochlearis terdapat incisura radialis, yang berhadapan dengan caput radii. Di sebelah caudal incisura radialis terdapat crista musculi supinatoris.
    Corpus ulnae membentuk facies anterior, facies posterior, facies medialis, margo interosseus, margo anterior dan margo posterior.
    Ujung distal ulna disebut caput ulnae (= capitulum ulnae ). Caput ulnae berbentuk circumferentia articularis, dan di bagian dorsal terdapt processus styloideus serta silcus m.extensoris carpi ulnaris. Ujung distal ulna berhadapan dengan cartilago triangularis dan dengan radius.
OSSA CARPI (CARPALIA)
Terdiri dari 8 buah tulang dan terletak dalam 2 baris.
Baris I (deretan proximal) : os scaphoideum (=os naviculare), os lunatum, os triquentrum dan os pisiforme.
Baris II (deretan distal) : os trapezium (= os multangulum majus), os trapezoideum, (= os multangulum minus). Os capitulum dan os hamatum.
Os scaphoideum membentuk tuberculum ossis scaphoidei. Os trapezium membentuk tuberculum ossis trapezii. Os hamatum membenuk hamalus ossis hamati. Tonjolan-tonjolan ini bersama-sama dengan os pisiforme membentuk eminentiae carpi yang membatasi sulcus carpi. Sulcus carpi ditutupi oleh ligamentum carpi transcersum dan membentuk canalis carpi.

OSSA METACARPI (METACARPALIA)
Terdiri dari 5 buah os longum. Setiap os metacarpale mempunyai basis metacarpalis, corpus metacarpalis dan caput metacarpalis.

OSSA DIGITORUM (PHALANGES)
Setiap jari mempunyai 3 ruas, kecuali ibu jari yang mempunyai 2 ruas, yaitu phalanx proximalis, phalanx media dan phalanx distalis. Setiap phalanx mempunyai basis phalangis, corpus phalangis dan caput phalangis.


EXTREMITAS INFERIOR = OSSA MEMBRI INFERIORIS
1.CINGULUM MEMBRI INFERIORIS (CINGULUM PELVICULUM)
OS COXAE (PELVICUM)
Terdiri dari tiga buah tulang, yaitu os ilium, os ischium dan os punis. Ketiga tulang tersebut bertemu pada acetabulum pada usia kira-kira 16 tahun.
    Os coxae sinister dari os coxae dexter bertemu di bagian anterior pada linea mediana, membentuksymphysis pubis, di bagian dorsal membentuk persendian dengan os sacrum. Os coxae dxter, os coxae sinister, os sacrum dan os coccygeus membentuk cavum pelvicum.
Os coxae mempunyai dua facies, yakno facies medialis atau facies pelvina dan facies lateralis atau facies externa. Facies lateralis dibagi menjadi 3 bagian, sebagai berikut :
(1) pars glutealis  (aspect  posterolateral),   (2)   pars  adductoris (aspect anterior) dan (3) pars acetabulum. Pada facies lateralis ini terdapat sebuah lekukan yang dalam, berbentuk cangkir, disebut acetabulum, berada di cranialis foramen obturatorium. Tepi acetabulum tajam, disebut limbus acetabuli, kecuali di bagian caudal membentuk incisura acetabuli. Lantai acetabulum membentuk fossa acetabuli, ditempati oleh ligamentum teres femoris. Antara lantai acetabulum dan tepi acetabulum terdapat suatu cartilago, berbentuk telapak kuda, disebut facies lunata dan mengadakan persendian dengan caput femoris membentuk articulatio coxae.
Facies medialis dibagi apertura pelvis superior menjadi major, berada di bagian cranial, dan pelvis minor yang berda di bagian caudal. Apertura pelvis superior dibentuk oleh : promontorium, margo anterior ala osis sacri, linea iliopectinea, crista pubica dan tepi cranial symphysis ossis pubis. Kedua buah os coxae membentuk dinding anterior dan dinding lateral cavum pelvicum.
Foramen obturatorium, berbentuk oval, memisahkan os pubis yang terletak di bagian anterosuperior dari os ischium yang berada di bagian posteroinferior. Foramen ini ditutupi oleh membrana obturatoria, kecuali di bagian cranial pada sulcus obturatorius yang dilalui oleh nervus obturatorius dan vasa obturatoria. Pada membrana obturatoria ini melekat m.obturator internus dan m.obtorator externus.
OS PUBIS (PUBIS)
Terdiri dari corpus, ramus superior dan ramus inferior. Corpus ossis pubis berbentuk pipih, dilapisi oleh cartilago hyaline, bersatu yang kiri dan kanan, membentuk symphysis osseum pubis. Crista pubica adalah suatu peningian yang kasar, berada di sepanjang tepr antero-posterior corpus ossis pubis dan berakhir sebagai suatu tonjolan kecil yang dinamakan tuberculum pubicum, tempat melekatnya ligamentum inguinale. Letak dari crista pubica kira-kira 3 cm di lateral linea mediana dan padanya melekat m.rectus femoris, conjoint tendon dan vagina musculi recti.
Facies interna corpus ossis pubis licin, membentuk dinding anterior cavitas pelvis. Permukaan anterior corpus ossis pubis kasar dan merupakan tempat perlekatan dari m.adductor longus. Facies pelvina corpus ossis pubis mempunyai permukaan yang halus, menghadap ke arah cranial, ditempati oleh vesica urinaria. Facies femoralis corpus ossis pubis menghadap ke arah caudal, permukaannya kasar.
Pada posisi Anatomi, tuberculum pubicum dan spina iliaca anterior superior terletak pada bidang frontal yang sama. Demiokian pula crista pubica, os coccygeus, pertengahan acetabulum, caput femoris dan ujung trochanter major terletak pada bidang horizontal yang sama.
    Ramus superior ossis pubis berbentuk segitiga, meluas dari bagian superior corpus ossis pubis menuju ke eminentia iliopectinae (= eminentia iliopubica), yang merupakan suatu  peninggian pada perbatasan antara ramus superior ossis pubis dengan os ilium. Ramus superior mempunyai tiga permukaan, yaitu (1) facies pelvina, (2) facies pectinea, dan (3) facies obturatoria. Facies pelvina halus, berbentuk segitiga, turut membentuk dinding cavitas pelvis. Facies pectinea berbentuk segitiga, tempat melekat m.pectinea, dan dipisahkan dari facies pelvina oleh linea pectinea, meluas dari tuberculum pubicum sampai pada eminentia iliopectinea. Facies obturatoria menghadap ke arah caudo-dorsal, turut membentuk sulcus obturatorius. Ujung lateral ramus superior membentuk 1/5 bagian dari acetabulum.
    Ramus inferior ossis pubis pendek, meluas dari corpus ossis pubis menuju ke arah dorso-caudo-lateral, dan bertemu dengan ramus inferior ossis ischii; turut membentuk foramen obturatorium.

OS ILII (ILIUM)
Tepi superior os ilii melengkung dan disebut crista iliaca, ke arah interior berakhir sebagai spina iliaca anterior superior, dan ke arah superior berakhir spina iliaca posterior superior. Crista iliaca membentuk labium externum dan labium internum. Di antaranya terdapat linea intermedia. Kira-kira 5 cm di sebelah dorsal dari spina iliaca anterior superior labiun externum membentuk tuberculum iliacum. Di bagian anterior crista iliaca melekat m.obliquus internus abdominis, m.obliquus externus abdominis dan m.transversus abdominis. Pada bagian posterior crista iliaca terdapat perlekatan dari m.quadratus lumborum dan m.erector spinae. Di antara spina iliaca anterior superior dan acetabulum terdapat suatu penonjolan yang bulat, disebut spina iliaca anterior inferior, tempat perlekatan dari ligamentum iliofemorale dan m.rectus femoris.
    Pada facies lateralis, di sebelah cranial dari acetabulum os ilii membentuk facies glutea (=dorsum ilii), di bagian anterior berbentuk konveks dan di bagian posterior berbentuk konkaf. Pada permukaan ini terdapat linea glutea posterior, letak vertikal dan berada di sebelah anterior spina iliaca posterior superior. Garis ini memisahkan perlekatan m.gluteus maximus daripada m.gluteus medius. Di sebelah anterior dari linea glutea posterior terdapat linea glutea anterior, yang mulai dari incisura ischiadica major melengkung ke cranial dan berakhir pada crista iliaca dekat pada acetabulum/ di antara linea glutea dan linea glutea posterior terdapat perlekatan dari m.glutea medius.
Garis yang ketiga adalah linea glutea inferior, yang melengkung kira-kira 2,5 cm di cranialis dari acetabulum. M.gluteus minimus melekat di antara linea glutea anterior dan linea glutea inferior. Sebuah tonjolan yang terletak di sebelah cranial dan incisura ischiadic major, di sebelah caudal dari spina iliaca posterior superior, disebut spina iliaca posterior inferior.
    Facies medialis dibagi oleh linea arcuata menjadi dua bagian. Bagian yang berada di sebelah superior linea arcuata membentuk fossa iliaca, tempat melekat m.iliacus, dan bagian yang berada di sebelah inferior linea arcuata mempunyaiu permukaan yang licin, disebut corpus ossis ilii dan bersatu dengan facies medialis corpus ossis pubis dan ossis ischii.
Di sebelah cranialis dari incisura ischiadica major terdapat facies auricularis, berbentuk huruf  “C” dengan kakinya yang membuka ke arah posterior, membentuk articulatio sacroiliaca dengan os sacrum.
Bagian yang terletak di antara facies auricularis dan crista iliaca disebut tuberositas iliaca, mempunyai permukaan yang kasar dan merupakan tempat melekat ligamentum sacroiliacum.

OS ISCHII (ISCHIUM)
Terdiri atas bagian, yakni (1) corpus, (2) tuber ischiadicum dan (3) ramus ossis ischii. Corpus ossis ischii berbentuk segitiga, yang turut membentuk tepi foramen obturatorium, acetabulum dan incisura ischiadica major, mempunyai tiga permukaan yakni (1) facies medialis (= facies pelvina), (2) facies lateralis (= facies acetabularis) dan (3) facies posterior (= facies glutealis). Facies glutelis terletak di antara tepi acetabulum dan incisura major, ke arah cranialis bersatu dengan corpus ossis ilii dan ke arah caudal melanjutkan diri menjadi tuber ischiadicum.
     Ramus ossis ischii terdiri dari ramus superior dan ramus inferior ossis ischii, yang mengelilingi foramen obturatorium. Ramus inferior ossis ischii bersatu dengan ramus inferior ossis pubis.
    Tuber ischiadicum adalah bagian yang berada di antara ramus superior dan ramus inferior ossis ischii. Ada literature yang tidak membagi ramus ossis ischii menjadi ramus superior et inferior dan tuber ischiadicum adalah bagian yang terletak di antara corpus ossis ischii dan ramus ossis ischii. Tuber ischiadicum berbentuk oval, mempunyai tepi medial dan tepi lateral, berfungsi menempung berat badan ketika seseorang duduk dan tempat melekat m.hamstring.

CAVITITS PELVIS
    Dibentuk oleh pelvis minor, di sebelah cranial dibatasi oleh apertura paevis superior dan di sebelah caudal dibatasioleh apertura pelvis inferior. Apertura pelvis superior (= inlet atau brim) dibentuk oleh promontorium di sebelah posterior, linea arcuata di lateral dan crista pubica di bagian anterior.
Caldwell dan Moloy membuat klasifikasi pelvis wanita atas dasar bentuk apertura pelvis superior, menjadi (1) tipe gynecoid, (2) android, (3) anthropoid dan (4) platypelloid.
Besar kecilnya cavitas pelvis ditemukan oleh ukuran-ukuran apertura pelvis superior, seperti ukuran anterior-posterior (= diameter conjugata) dan diameter transversa.
Apertura pelvis inferior dibentuk oleh ujung oscoccygeus, tuber ischiadicum dan arcus pubis di bagian anterior. Arcus pubis dibentuk oleh ramus inferior ossis pubis sinister dan dexter.
Sumbu cavitas pelvis berbentuk arcus yang melengkung, mengikuti dinding anterior yang pendek dan dinding posterior yang panjang.


Dibandingkan dengan pelvis pria, maka pelvis wanita :
-    lebih ringan
-    jarak antara spina iliaca anterior superior lebih panjang
-    tempat melekat otot kurang jelas
-    apertura pelvis superior lebih besar dan bulat
-    arcus pubis lebih besar (sudut tumpul)
-    foramen obturatorium berbentuk seperti segitiga, dan lebih kecil
-    acetabulum lebih kecil, dan mengarah ke anterior

FEMUR (OS FEMORIS)
Merupakan tulang yang paling panjang dan paling berat dalam tubuh manusia. Panjangnya kira-kira 1/4 sampai 1/3 dari panjang tubuh. Pada posisi berdiri, femur meneruskan gaya berat badan dan pelvis menuju ke os tibia.
    Terrdiri dari corpus, ujung proximal dan ujung distal. Pada ujung proximal terdapat caput ossis femoris, collum ossis femoris, trochanter major dan trochanter minor. Pada ujung distal terdapat condylus medialis dan condylus lateralis. Pada posisi Anatomi kedua ujung condylus medialis dan condylus lateralis terletak pada bidang horizontal yang sama.
    Caput ossis femoris berbentuk 2/3 bagian dari sebuah bul;atan (bola), letak mengarah ke cranio-medio-anterior. Pada ujung caput femoris, di bagian caudo-posterior dan titik sentral,  terdapat fovea capitis, yang menjadi tempet perlekatan dari ligamentum teres femoris.
    Collum femoris terletak di antara caput dan corpus ossis femoris, ukuran panjang 5 cm, membentuk sudut sebesar 125 derajat. Pada bayi dan anak-anak sudut tersebut lebih besar dan pada wanita lebih kecil.
    Trochanter major adalah sebuah tonjolan ke arah lateral yang terdapat padda perbatasan collum dan corpus ossis femoris. Pada facies anteriornya melekat m.gluteus minimus. Pada permukaan lateral melekat m.gluteus medius. Pada sisi medial dari trochanter major terdapat fossa trochanterica, tempat melekat m.obturator externus
Trochanter major berada 10 cm di sebelah caudal dari crista iliaca, dan dapat dipalpasi pada sisi lateral tungkai. Pada posisi berdiri trochanter major berada pada bidang horozontal yang sama dengan tuberculum pubicum, caput femoris dan ujung os coccygeus.
    Trochanter minor merupakan suatu tonjolan berbentuk bundar (konus), terletak mengarah ke medial  dan berada di bagian postero-medial perbatasan collum dengan corpus ossis femoris. Di antara trochanter minor dan trochanter major, pada permukaan posterior terdapat crista intertrochanterica, tempat melekat m.quadratus femoris.
    Corpus ossis femoris melengkung ke ventral, membentuk sudut sebesar 10 derajat dengan garis vertical yang ditarik melalui caput femoris, garis tersebut merupakan axis longitudinalis dari articulatio coxae. Axis longitudinalis dari corpus ossis femoris dengan axislongitudianlis dari collum ossis femoris membentuk sudut inklinasi, yang bervariasi menurut usia dan sex. Apabila sudut inklinasi mengecil maka kondisi ini dinamakan coxa valga.
Bentuk corpus ossis femoris di bagian proximal bulat dan makin ke distal menjadi agak pipih dalam arah anterior-posterior. Pada facaies dorsalis terdapat linea aspera, yang terdiri atas labium laterale dan labium mediale. Ke arah superior labium laterale membentuk tuberositas glutea dan labium medial menjadi linea pectinea sampai pada trochanter minor. Ke arah inferior labium laterale berakhir pada epicondylus lateralis dari labium mediale mencapai epicondylus medialis femoris. Di antara kedua ujung distal labimu laterale dan labium mediale terdapat planum popliteum. Pada linea aspera melekat mm.adductores, m.vastus medialis, m.vastus lateralis dan caput breve m.biceps femoris.
Ujung distal corpus ossis femoris membentuk dua buah tonjolan yang melengkung, disebut condylus medialis dan condylus lateralis. Daerah di antara kedua condylus itu, di bagian posterior dan caudal disebut fossa intercondyloidea. Di bagian ventral, kedua condylus tersebut membentuk facies patellaris, yang dibagi oleh sebuah alur menjadi dua bagian yang tidak sama besar, pars lateralis lebih besar dan kurang menonjol dibandingkan dengan pars medialis. Pars latralis mengadakan persendiaan dengan facies articularis lateralis patellae. Facies medialis lebih kecil dan lebih menonjol ke distal, mengadakan persendiaan dengan facies articularis patellae.
Bagian distal condylus lateralis secara relatif lebih besar dan terjal, sedangkan condylus medialis lebih kecil dan melengkung. Facies medial dari condylus medialis femoris konveks dan kasar, dan bagian yang paling menonjol disebut epicondylus medialis,
Bagian yang paling menonjol pada facies lateralis condylus lateralis femoriss disebut epicondylus lateralis femoris, bentuknya lebih kecil daripada yang medial.

PATELLA
Adalah sebuah os sesomoidea, ukuran kira-kira 5 cm, berbentuk segitiga, berada di dalam tendo (bertumbuh di dalam tendo) m.quadriceps femoris. Dalam keadaan otot relaksasi, maka patella dapat digerakkan ke samping, sedikit ke cranial dan ke caudal.
Mempunyai facies anterior dari facies articularis; facies articularis lateralis bentuknya lebih besar daripada facies articularis medialis.
Margo superior atau basis patellae berada di bagian proximal dan apex patellae berada di bagian distal. Marga medialis dan margo lateralis bertemu membentuk apex patellae.

TIBIA
Sebuah os longum, mempunyai corpus, ujung proximal dan ujung distal, berada di sisi medial dan anterior dari crus. Pada posisi berdiri, tibia meneruskan gaya berat badan menuju ke pedis.
    Ujung proximal lebar, mengadakan persendian dengan os femur membentuk articulatio genu, membentuk condylus medialis dan condylus lateralis tibiae, facies proximalis membentuk facies articularis superior, bentuk besar, oval, permukaan licin.
Facies articularis ini dibagi menjadi dua bagian, dari anterior ke posterior, oleh fossa intercondyloidea anterior, eminentia intercondyloidea dan fossa intercondyloidea posterior. Fossa intercondyloidea anterior mempunyai bentuk yang lebih besar daripada fossa intercondyloidea posterior. Tepi eminentia intercondyloidea membentuk tuberculum intercondylare mediale dan tuberculum intercondylare laterale. Eminentia epicondylaris bervariasi dalam bentuk dan sering juga absen.
Facies articularis dari condylus medialis berbentuk oval, sedangkan facies articularis condylus lateralis hampir bundar. Condylus lateralis lebih menonjol daripada condylus medialis. Pada facies inferior dari permukaan dorsalnya terdapat facies articularis, berbentuk lingkaran, dinamakan facies facies articularis fibularis, mengadakan persendian dengan capitulum fibulae. Di sebelah inferior daro condylus tibiae terdapat tonjolan ke arah anterior, disebut tuberositas tibiae. Di bagian distalnya melekat ligamnetum patellae.
    Corpus tibiae mempunyai tiga buah permukaan, yaitu  (1) facies medialis, (2) facies lateralis dan (3) facies posterior. Mempunyai tiga buah tepi, yaitu (1) margo anterior, (2) margo medialis dan (3) margo interosseus.
Fossa medialis datar, agak konveks, ditutupi langsung kulit dan dapat dipalpasi secara keseluruhan. Facies lateralis konkaf, ditempati oleh banyak otot. Bagian distalnya menjadi konveks, berputar ke arah ventral, melanjutkan diri menjadi bagian ventral ujung distal tibia. Facies posterior berada di antara margo medialis dan margo interosseus. Pada sepertiga bagian proximal terdapat linea poplitea, suatu garis yang oblique dari facies articularis menuju ke margo medialis.
Margo anterior disebut crista anterior, sangat menonjol, di bagian proximal mulai dari tepi lateral tuberositas tibiae, dan di bagian distal menjadi tepi anterior dari malleolus medialis.
Margo medialis, mulai dari bagian dorsal condylus medialis sampai ke bagian posterior malleolus medialis.
Margo interosseus mempunyai bentuk yang lebih tegas daripada margo medialis, tempat melekat membrana interossea. Di bagian proximal mulai pada condylus lateralis sampai di apex incisura fibularis tibiae membentuk bifurcatio.
    Ujung distal tibia membentuk malleolus medialis. Malleolus medialis mempunyaii facies  superior, anterior, posterior, medial, lateral dan inferior. Pada facies posterior terdapat sulcus malleolaris, dilalui oleh tendo m.tibialis posterior dan m.flexor digitorum longus. Pada permukaan lateral terdapat incisura fibularis yang membentuk persendian dengan ujung distal fibula.
Facies articularis inferior pada ujung distal tibia membentuk persendian dengan facies anterior corpus tali.

FIBULA
Terletak di bagian lateral crus, sejajar dengan tibia, hampir sepanjang denga tibia. Di bagian proximal membentuk persendian dengan tibia dan di bagian distal dengan os talus. Bagian intermedia difiksasi oleh membrana interossea pada tibia, membentuk suatu syndesmosis. Fibula tidak menampung gaya berat badan, dan karena bagian medial ditutupi oleh otot-otot, maka hanya ujung-ujungnya saja yang dapat dipalpasi. Fibula terdiri dari corpus, ujung proximalis dan ujung distal.
    Ujung proximalis disebut capitulum fibulae, membentuk persendian dengan ujung proximal bagian posterior tibia, disebut articulatio tibiofibularis proximalis, dapat dipalpasi di caudalis condylus lateralis tibiae, di bagian posteriornya.
Capitulum fibulae terletak setinggi dengan tuberositas tibiae. Pada bagian medial di ujung capitulum fibulae terdapat facies articularis, yang membentuk persendian dengan condylus laterlis tibiae. Permukaan persendiaa ini menghadap ke arah ventro-cranio-medial. Facies lateralis capitulum fibulaea kasar, tempat melekat m.biceps femoris dan ligamentum collaterale. Dari facies latero-posterior terdapat tonjolan yang menjulang ke cranial, disebut apex capitis fibulae (=processus styloideus).
    Corpus fibulae pada 3/4 bagian proximal mempunyai tiga margo atau crista, yaitu (1) margo anterior, (2) margo interosseus, (3) margo posterior. Corpus fibulae mempunyai tiga facies, sebagai berikut : (1) facies lateralis, (2) facies medialis dan (3) facies posterior.
Margo aanterior lebih menonjol daripada margo lainnya, dan dimulai dari apex capitis fibulae, tempat melekat septum intermusculare. Margo posterior meluas mulai dari apex capitis fibulae menuju ke caudo-medial mencapai permukaan posterior malleolus lateralis.
Facies lateralis berada di antara margo anterior dan margo superior, tempat melekat m.peroneus longus dan m.peroneus brevis. Facies medialis berada di antara margo anterior dan margo interosseus tempat perlekatan m.extensor digitorum longus, m.extensor hallucis longus dan m.peroneus tertius. Facies posterior berada di antara margo posterior dan margo interosseus, tempat melekat m.soleus, m.flexor hallucis longus dan m.tibialis posterior.
    Malleolus lateralis mempunyai permukaan medialis yang berbentuk segitiga, halus dan mengadakan persendian dengan os tatus. Malleolus lateralis lebih menonjol daripada malleolus medialis, terletak lebih ke posterior, dan kira-kira 1 cm lebih ke distal. Pada facies medialis terdapat facies articularis malleoli, yang mengadakan persendian dengan os talus, dan bagian superiornya membentuk articulus dengan tibia. Pada permukaan medialis, disebelah posterior facies articularis terdapat fossa malleoli lateralis. Pada facies posterior terdapat sulcus malleolaris (= sulcus tendinis mm. Peronaeorum)

OSSA TARSI (TARSALIA)
    Terdiri dari tujuh buah tulang, yakni talus, calcaneus, os naviculare, os cuneiforme mediale, os cuneiforme intermedium, os cuneiforma lateralis dan os coboideum.

TALUS
Bagian posteriornya bedar, disebut corpus tali, bagian anterior kecil yang disebut caput tali dan di antaranya terdapat collum tali. Caput tali mengarah ke medialis.
    Facies superior corpus talli membentuk facies articularis, berbentuk konveks ke arah anterior-posterior, dan konkaf pada sisi-sisinya. Facies articularis tersebut kecil di bagian posterior dan besar di abgian anterior, membentuk persendian dengan ujung distalis tibia. Facies superior berlanjut ke sisi medial dan mengadakan persendian dengan malleolus medialis, ke arah lateral membentuk articulus dengan malleouls lateralis. Fadies articularis tersebut disebut trochlea tali. Pada facies posterior corpus terdapt tonjolan yang disebut processus posterior tali, yang dipisahkan oleh sulcus m.flexoris hallucis longi menjadi dua bagian, yaitu tuberculum mediale dan tuberculum lateralis tali.
    Caput tali ke arah anterior membentuk facies articularis navicularis, yang bmembentuk articulus dengan os naviculare. Berdekatan dengan facies articularis tersebut pada facies inferior caput tali terdapat facies articularis calcanea antrior dan facies articularis calcanea media, yang mengadakan persendian dengan calcaneus. Pada facies inferior, di antara facies articularis calcanea posterior dan facies articularis anterior et media terdapat sulcus tali.

CALCANEUS
Adalah tulang yang terbesar dari semua assa tarsi. Bagian posterior-inferior disebut tuber calcanei, yang membentuk tumit. Permukaan posterior kasar, tempat melekat tendo calcaneus. Facies inferior membentuk processus medialis dan apraocessus lateralis yang bertumpu pada lantai.
    Facies anterior mengadakan persendian dengan os cuboideum melalui facies articularis cuboidei.
    Pada facies medialis terdapat sebuah tonjolan yang disebut sustentaculum tali. Pada facies superior sustentaculum tali terdapat facies articularis talaris media, yang mengadakan persendian dengan facies articularis calcanea media tali yang terdapat pada facies inferior caput tali. Pada faacies inferior sustentaculum tali terdapat sulcus m.flexor hallucis longi.
    Pada facies superior calcaneus, di bagian pertengahan, terdapat facies articularis talaris posterior, yang besar, oval, konveks, mempunyai axis panjang yang mengarah ke antero lateral, membentuk persendian dengan facies articularis calcanea posterior, di antara facies articularis posterior dengan facies articularis mesia terdapat  sulcus calcanei. Sulcus tali dan sulcus calcanei bersama-sama membentuk sinus tarsi. Di sebelah anterior dari facies articularis media terdapat facies articularis talaris anterior, yang mengadakan persendian dengan facies articularis calcanea anterior tali.
    Pada facies lateralis, di bagian anterior calcaneus, terdapat processus trochlearis, yang memisahkan tendo m.peroneus longus daripada tendo m.peroneus brevis.

OS NAVICULARE
Terletak di sebelah anterior caput tali. Permukaan posteriornya membentuk facies articularis yang konkaf, mengadakan articulus dengan caput tali ; permukaan anteriornya membentuk facies articularis yang konveks dan mengadakan persendian dengan os cuneiforme I – II – III. Facies lateralis agak sempit dan membentuk facies articularis uyntuk bertemu dengan os cuboideum.
    Pada sisi medial terdapat tuberositas ossis navicularis, yang dapat dipalpasi 3 cm di sebelah caudo-anterior dari malleolus medialis.

OS CUBOIDEUM
Terletak pada sisi lateral pedis, mengadakan persendian di bagian dorsal dengan calcaneus, di bagian medial dengan os cuneiforme lateralis, dan di bagian anterior dengan os metatarsale IV dan V.
    Pada facies inferior terdapat tuberositas ossis cuboidei, dan di sebelah anterior terdapat sulcus tendinis m.peronaeai longi. Pada permukaan inferior tersebut melekat m.flexor hallucis brevis.

OSSA CUNEIFORMIA
Terdiri  dari :  (1)  os cuneiforme mediale , (2) os cuneifoemr intermedium dan (3) os cuneiforme laterale . Ossa cuneiforme di bagian posterior membentuk articulus dengan os naviculare dan os cuboidem, dan di bagian anterior membentuk articulus dengan os metatarsale I,II dan III.
    Os cuneiforme I (mediale) lebih besar daripada kedua ossa cuneiforme lainnya, dan os cuneiforme II (intermedia) adalah yang terkecil. Os cuneiforme III (laterale) membentuk persendian dengan os cuboideum. Pada os cuneiforme mediale melekat tendo m.peronaeus dengan os cuboideum. Pada os cuneiforme mediale melekat tendo m.peronaeus longus dan m.tibialis anterior. Tendo m.tibialis possterior melekat pada ketiga ossa cuneiformia, os cuboideum dan ossa metatarsalia II, III, IV dan V.

OSSA METATARSI (METATARSALIA)
Ada lima buah ossa metetarsi, masing-masing mempunyai caput metatarsale, caput metatarsale dan basis metatarsalis. Basis ossa metatarsalis I, II dan III mengadakan persendian dengan ossa cuneiformia. Basis ossis metatarsi IV dan V membentuk persendian dengan os cuboideum. Caput ossis metatarsalis I, II, III dan IV mengadakan araticulus dengan basisi ossis phalangis proximalis.
    Os metatarsale I mempunyai bentuk yang lebih besar dan lebih kokoh daripada ossa metatarsi lainnya. Di bagian inferior caput ossis metatarsalis I terdapat sua buah ossa sesamoidea, yang berada di dalam tendo m.flexor hallucis brevis.
Basis ossis metatarsalis V membentuk tuberositas ossis metatarsalis V, yang menonjol ke arah lateral.

OSSA DIGITORUM (PHALANGES)
Setiap os phalanx mempunyai basis phalangis, corpus phalangis dan caput phalangis. Jari pertama hanya mempunyai dua buah ossa phalanges, sedangkan jari-jari lainnya mempunyai tiga buah ossa phalnges. Os phalanx jari I lebih besar dari semua ossa phalanges yang ada. Basis ossis phalanges mengadakan persendian dengan caput ossis metatarsalis.
B.   SKELETON AXIALE
1.    Columna vertebralis
2.    costa
3.    sternum
4.    cranium

1.    COLUMNA VERTEBRALIS
Terdiri atas :
1.1.    Vertebra cevicales      7 ruas
    Vertebra thoracales  12 ruas
    Vertebra lumbales      5 ruas
    Vertebra sacrales    5 ruas, membentuk os sacrum
    Vertebra coccygeales 4 ruas, membentuk os coccygeus

MORFOLOGI VERTEBRA
    Pada umumnya terdiri atas corpus, arcus, processus spinosus dan processus transversus. Di tengah setiap vertebra terdapat lubang yang disebut foramen vertebrale, yang berada di antara corpus dan arcus vertebrae.
Di bagian cranial dan caudal dari arcus vertebrae terdapat incisura vertebralis superior dan incisura vertebralis inferior. Incisura superior dengan incisura inferior dari vertebra di sebelah cranialnya membentuk lubang yang dinamakan foramen intervertebrale, dilalui oleh nervus spinalis.
Foramen vertebralia dari ruas-ruas tulang belakang bersama-sama membentuk suatu saluran, disebut canalis vertebralis yang berisikan medulla spinalis.
Arcus vertebrae di bagian kiri dan kanan mempunyai taju yang menuju ke superior dan inferior untuk berhubungan dengan vertebra di cranialisnya dan vertebra yang berada di caudalisnya. Taju tersebut disebut processus articularaais superior dan  processus articularis inferior. Setiap processus articularis mempunyai facies articularis untuk membentuk persendian dengan processus articularis dari vertebra di cranial dan di caudalisnya.
Diantara satu corpus vertebrae dengan corpus vertebrae lainnya terdapat discus intervertebralis.

1.1.    VERTEBRA CERVICALIS
Mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.    corpus vertebrae kecil, pendek dan berbentuk segiempat,
2.    foramen vertebrale berbentuk segitiga dan besar,
3.    processus transversus terletak di sebelah vebtral processus articularis
4.    pada processus transversus terdapat foramen costotransversarium, dilalui oleh arteri dan vena vertebralis,
5.    processus transversus mempunyai dua tonjolan, yaitu tuberculum anterius dan tuberculum posterius yang dipisahkan oleh sulcus spinalis, dilalui oleh nervus spinalis
6.    processus spinosus pendek dan bercabang dua.

Vertebra cervicalis I mengalami modifikasi, disebut ATLAS, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a)    tidak mempunyai corpus vertebrae,
b)    hanya mempunyai arcus anterior dan arcus posterior atlantis,
c)    arcus anterior di bagian tengah membentuk tonjolan ke ventral disebut tuberculum anterius, dan arcus posterior membentuk tonjolan ke posterior di bagian tengah, disebut tuberculum posterius atlantis,
d)    facies articularis suoerior, yang membentuk persendian dengan condyly occipitalis, merupakan suatu lekukan dan disebut fovea articularis superior.
e)    pada facies internus arcus anterior di bagian medial terdapat fovea dentis, yang membentuk articulus dengan dens epistrophei,
f)    arcus anterior dihubungkan dengan arcus posterior oleh massa lateralis yang agak menonjol ke dalam foramen vertebrale.
g)    di bagian dorsal massa lateralis terdapat sulcus arteriae vertebralis, yang ditempati oleh arteria vertebralis.

Vertebra cervicalis II mengalami modifikasi, disebut EPISTROPHEUS = AXIS
    Corpus vertebrae membentuk taju yang menonjol ke cranial, disebut Dens epistrophei, yang merupakan modifikasi dari corpus vertebrae cervicalis I (Atlas). Di bagian anterior dan dens epistrophei terdapat facies articularis anterior dentis, dan pada facies posterior terdapat facies articularis posterior dentis, tempat persendian dengan atlas.
Di sebelah kanan dan kiri dari dens epistrophei terdapat facies articularis superior, dan didorsalisnya terdapat sulcus spinalis II.

Vertevra cervicalis VI mempunyai tuberculum anterius processus transversi yang agak besar, disebut tuberculum caroticum (Chassaignac).

Vertebra cervicalis VII mempunyai processus spinosus yang jauh lebih panjang dari vertebra cervicalis lainnya sehingga dapat dilihat dan dipalpasi dari luar. Sehubungan dengan itu vertebra ini disebut vertebra prominens. Tuberculum posterius lebih panjang daripada yang lainnya. Foramen costotransversarium hanya dilalui oleh vena vertebralis. Acapkali pada tepi caudal corpus vertebrae terdapat fovea costalis untuk costa I.
Bagian dari processus transversus yang terletak di sebelah anterior foramen costotransversarium dapat dipersamakan dengan costa. Kadang-kadang bagian ini memanjang, disebut processus costarius, bahkan dapat terjadi bagian itu diganti oleh costa, yang betul-betul dapat bergerak terhadap vertebra, costa semacam ini dinamakan costa cervicalis.


VERTEBRA THORACALIS
Mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.    corpus verterbra berukuran sedang, berbentuk jantung kartu, bagian anterior lebih rendah daripada bagian posterior,
2.    foramen vertebrale bulat,
3.    processus spinosus panjang dan runcing,
4.    pada processus transversus dan pada corpus vertebrae terdapat fovea costalis, tempat perhubungan dengan costa.
Pada corpus vertebraea terdapat sua buah fovea costalis, yaitu sebuah di bagian superior dan sebuah di bagian inferior, oleh karena setiap costa melekat antara dua buah corpus nertebrae. Vertebrae Th.X –XII hanya mempunyai sepasang fovea costalis.




VERTEBRA LUMBALIS
Mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.    corpus besar, berbentuk sebagai ginjal melintang, bagian dorsal lebih rendah daripada bagian anterior,
2.    processus spinosus besar dan pendek,
3.    pada tepi dorsal processus articularis terdapat tonjolan yang tumpul, disebut processus mamillaris,
4.    processus transversus arahnya melintang,
5.    pada pangkal processus mamillaris di sebelah caudolateral terdapat processus accessories.

VERTEBRA SACRALIS
    Terdirir atas 5 ruas tulang yang saling melekat menjadi satu mmbentuk os Sacrum. Os sacrum berbentuk segitiga, dasarnya berada di sebelah cranial, disebut basis ossis sacri, dan puncaknya berada di bagian caudal, disebut apex ossis sacri. Dataran ventral melengkung membentuk facies pelvina, dataran dorsal disebut facies dorsalis. Facies pelvina agak halus. Sisa-sisa batas antara ruas-ruas nampak sebagai garis-garis melintang, disebut linea transversus. Di sebelah lateral dari linea transversa terdapat foramina intervertebralia yang membentuk foramina sacralia anteriora. Bagian dari os sacrum yang terletak di lateral dari foramina sacralia disebut lars lateralis.
Facies dorsalis terbentuk dari perlekatan antara arcus-arcus vertebrae sacrales dengan taju-tajunya. Di garis median terlihat crista saacralis media yang terjadi dari perlekatan antara processus spinosis. Seperti pada facies pelvina, di sini terdapat juga lubang-lubang yang disebut foramina sacralia posteriora yang menuju ke canalis sacralis ( yaitu saluran yang tersusun oleh foramina vertebralis sacrales). Di sebelah medial dari foramina itu terdapat crista sacralis articularis yang sesuai dengan processus articularis, di sebelah lateral dari lubang-lubang itu terdapat crista sacralis lateralis yang sesuai dengan processus transversus.
    Processus articularis superior vertebra sacralis I masih berhubungan dengan vertebra lumbalis V.
    Canalis sacralis di bagian arcus posterior vertebrae sacralis V di tengah-tengah tidan menutup. Lubang itu disebut hiatus sacralis. Bagian yang melekat menonjol membentuk comu sacralis.
    Pars lateralis, dibagian superior besar dan makin ke caudal makin mengecil. Pada dataran lateralis terdapat permukaan persendian yang berbentuk sebagai telinga, disebut facies auricularis, yang mengadakan persendian dengan os coxae. Di sebelah dorsal facies auricularis pars lateralis datarannya tidak rata akan tetapi berbenjol-benjol untuk perlekatan ligamenta, tonjolan-tonjolan tersebut disebut tuberositas sacralis.

OS COCCYGEUS
    Terdiri atas 4 ruas ( 3 – 6 ) yang melekat menjadi satu tulang. Vertebra coccygeus I masih mempunyai sisa-sisa processus transversus, membentuk comu coccygeus.

COLUMNA VERTEBRALIS
    Ruas-ruas tulang vbelakang tersusun menjadi columna vertebralis. Bentuk columna vertebralis tidak lurus. Di beberapa tempat membentuk lengkungan, yaitu :
1.    Lordosis cervicalis, melengkung ke anterior di daerah cervical.
2.    Kyphosis thoracalis, melengkung ke dorsal  di aerah thoracal.
3.    Lordosis lumbalis, melengkung ke anterior di daerah lumbal.
4.    Kyphosis sacralis, melengkung ke dorsal di daerah sacral. 
Bayi yang baru lahir hanya mempunyai kyphose thoracalis, setelah usia 3 – 4 bulan saat bayimulai mengangkat kepala mala terbentuk lordosis cervicalis. Umur 8 – 9 bulan saat bayi mulai belajar duduk dan brdiri maka terbentuk lordosis lumbalis. Kyphose thoracalis yang dibawa lahir sdisebut curvatura primer lordosis lumbalis yang terbentuk kemudian disebut curvatura secunder.
Lengkungan-lengkungan tersebut terbentuk oleh gaya berat badan yang harus dipikul oleh columna vertebralis.
Bilamana columna vertebralis dilihat dari arah ventral, sebenarnya tidak lurus betul, kadang-kadang berbelok sedikit ke kanan atau ke kiri, keadaan ini disebut scoliose (apabila sangat jelas berarti suatu keadaan patologis).
    Foramina vertebralia merupakan saluran dari regio cervicalis sampai di regio sacralis, disebut camalis vertebralis, yang ke arah cranial berhubungan dengan cavum cranii dan ke arah caudal berakhir pada hiatus sacralis. Canalis ini ditempati oleh medulla spinalis. Nervus spinalis berjalan melalui foramina intervertebralis.
    Antara vertebra lumbalis I dan basis ossis sacri terdapat promontorium, yaitu diascus intervertebralis yang menonjol ke anterior.
    Pada vertebra cervicalis I dan II foramen intervertebralenya terletak di sebelah dorsal processus articularis, sedangkan  pada vertebra lainnya terletak di bagian anterior processus articularis.


2.    COSTA
Ada 12 pasang costa, yang berdasarkan perlekatannya pada sternum, dapat dibagi menjadi 3 bagian, sebagai berikut :
1.    Costa vera, melekat langsung pada sternum, yaitu costa I – VII.
2.    Costa spuria, melekat pada costa di cranialisnya, yaitu costa VIII – X.
3.    Costa fluctuantes, melayang-layang, tidak melekat di bagian anterior, yaitu costa XI – XII.

MORFOLOGGI COSTA
    Setiap costa terdiri dari capitulum, collum dan corpus.
Capitulum costae mempunyai facies articularis untuk berhubungan dengan corpus vertebrae. Pada permukaan persendian di bagian tengah terdapat crista capituli costae. Antara collum dan corpus costae terdapat suatu tonjolan yang disebut tuberculum costae, pada tuberculum tersebut terdapat facies articularis tuberculi costae yang membntuk persendian dengan processus transversus thoracalis.
Di sebelah lateral tuberculum costae, costa membelok ke medial dan membentuk sudut, yang disebut angulus costae.
    Pada margo inferior costae di bagian medial terdapat sulcus costae, oleh arteri dan nervus.
    Costa terdiri dari substantia compacta yang tipis dan substantia spongiosa yang tebal. Costa berhubungan dengan sternum dengan perantaraan cartilago, disebut pars cartilaginios, dan bagian costa lainnya dinamakan pars osseum.

Costa I
    Mempunyai facies yang menghadap ke superior. Di bagian tengah terdapat sulcus subclavius, dilalui oleh arteria subclavia, dan di sebelah medialnya lagi  terdapat tuberculum scaleni (Lisfranci), tempat perlekatan m.scaleneus anterior.

Costa II
    Mempunyai tuberositas II, tenpat melekat scaleneus posterior.
Costa XI – XII
    Mempumnyai bentuk yang amat sederhana. Collum, angulus, tuberculum dan sulcus costae tidak begitu jelas.


3.    STERNUM
Mempunyai bentuk seperti keris, terdiri dari manubrium sterni, corpus sterni, dan pada ujung corpus sterni terdapat processus xiphoideus sterni (= processus ensiformis sterni) yang berbentuk tajam dan runcing. Ketiga bagian tersebut dihubungan satu sama lain oleh cartilago.
Tepi cranial manibrium sterni, di bagian tengah membentuk incisura jugularis. Di sebelah lateral dan incisura sterni terdapat incisura clavicularis, tempat persendian dengan clavicula. Di sebelah caudal dari incisura clavicularis terdapat incisura costalis I, tempat persendiaan dengan costa I.
Antara manubrium dan corpus sterni terbentuk angulus sterni (dapat dipalpasi).
Pada tepi lateral corpus sterni terdapat incisura costalis, tempat articulus dengan costa II – VII. Costa II melekat pada perbatasan copus dan manubrium sterni, dipakai sebagai patokan untuk menghitung costa.
Processus xiphoideus amat tipis dan bentuknya tidak tetap.

Vertebrae thoracales, costaae dan sternum dinamakan ossa thoracica, membentuk dinding cavitas thoracis. Lobang di bagian cranial disebur apertura thoracis superior, dibatasi oleh corpus vertebrae thoracalis I, costa I dan incisura jugularis sterni. Lobang dari cavitas thoracis di bagian caudal, disebut apertura thoracis inferior, dibentuk oleh Processus xiphoideus, tepi medialis pars cartilaginis costae VII – X, ujung costa XI dan XII, dan corpus vertebrae thoracalis XII.
Tepi caudal pars cartilaginis costa VII – X membentuk arcus costalis. Arcus costalis sinister dan arcus coastalis dexter membentuk angulus infrasternalis.


4.    CRANIUM

Pendahuluan
    Cranium (Gr) terdiri atas serangkaian tulang-tulang yang saling berhubungan, sebagian besar membentuk Synarthrosis dan hanya sebuah tulang, yakni mandibula yang membentuk persendian dengan os temporale, berbentuk Diarthrosis (= articulatio temporomandibularis).
    Tulang-tulang yang membentuk cranium ada yang berpasangan dan ada yang tidak. Menurut klasifikasinya adalah os planum. Os pneumaticum dan os irregular.
Os planum terdiri atas lapisan tabula externa, tabula interna dan diantaranya terdapat diploe (lapisan spongiosa). Tabula externa bersifat elastis, tabula interna lebih tipis dan mudah retak. Suatu benturan pada cranium dapat menyebabkan tabula interna retak tanpa adanya retakan pada tabula externa.
    Lapisan superficialis membentuk pericranium, lapisan profunda yang menghadap meninx disebut endocranium.
    Ada ahli yang berpendapat bahwa Mandibula tidak termasuk dalam cranium, jadi suatu tulang tersendiri, tetapi sebagian besar ahli memasukkannya dalam cranium.

    Cranium dibagi menjadi 2 bagian, sebagai berikut :
1.    NEUROCRANIUM
2.    VISCEROCRANIUM (= SPLANCHNOCRANIUM)
Neurocranium membentuk cavitas cranii, yang ditempati oleh encephalon, dan dibagi menjadi bagian yang membentuk basis cranii dan calvaria cranii.
Tulang-tulang yang membentuk neurocranium adalah os frontale, os ethmoidale, os sphenoidale, os nasale, os lacrimale, os temporale dan os parietale. Dua tulang yang tersebut terakhir ini berpasangan.
Masih ada tulang-tulang lainnya yang berada di bagian profunda, yaitu sebuah os vomer, sepasang os palatinum, sepasang os concha nasalis inferior.
Pada viscerocranium terdapat rongga-rongga yang ditempati oleh organum visuale, organum vestibulocochleare, organum olfactus, organus gustatus. Juga terdapat lubang-lubang yang berfungsi sebagai pintu masuk (dan keluar) untuk makanan dan udara respirasi. Selain itu terdapat dentes pada maxilla dan mandibula, yang berperan dalam mastikasi.

    Yang dimaksud dengan Bidang Franfurt adalah suatu bidang yang ditarik melalui margo inferior orbita dan margo superior porus acusticus externus.


NORMA VERTIKALIS
    Dari arah vertikalis (superior) cranium berbentuk oval dengan bagian posterior yang lebih besar. Dibentuk oleh empat buah tulang, yaitu os frontale di bagian anterior, sepasang os parietale yang berada di bagian postero-lateral di sebelah kiri dan kanan linea mediana, dan sebuah os occipitale yang terletak di bagian posterior. Di antara keempat buah tulang tersebut terdapat sutura ( merupakan salah satu bentuk synarthorosis), yakni sutura coronaria ( L, mahkota ) yang menghubungkan os frontale dengan os poarietale, sugura sagitalis ( L, anak panah = arrow ) yang menghubungkan os parietale sinister denganos apreitale dexter, dan sutura lambdoidea (Gr, huruf L) yang menghubungkan os parietale dengan os occipitale.
    Pertemuan antara sutura coronaria dengan sutura sagitalis membentuk bregma, yang pada masa bayi masih terbuka dan dinamakan fontanei anterior, menutup pada usia dua tahun. Pertemuan antara sutura sagitalis dengan kedua sutura lambdoidea disebur lambda, yang pada masa kehidupan foetal masik terbuka membentuk fontanel posterior, dan segera menutup sebelum bayi lahir.
    Bagian tertinggi dari cranium disebut vertex yang terletak pada sutura sagitalis, beberapa sentimeter di sebelah posterior dari bregma.
    Di sebelah anterior dari lambda di lateral dari sutura sagitalis, terdapat foramen parietale,yaitu lubang kecil dilalui oleh vena emisaria.

NORMA POSTERIOR
    Bagian ini dibentuk oleh sebagian dari os parietale, os occipitale danpars mastoidea ossis temporalis. Pada norma posterior terdapat lambda, yang dapat diraba sebagai sebuah cekungan. Ujung inferior dari sutura lambdoidea bertemu dengan sutura parietomastoidea dan sutura occipitomastoidea, membentuk Asterion. Dekat pada sutura occipitamastoidea seringkali terdapat foramen mastoideum, suatu lubang yang dilalui oleh vea emisaria.
    Protuberantia occipitalis externa adalah sebuah penonjolan yang terdapat di bagian tengah pada pertengahan jarak antara lambda dan foramen occipitale magnum.
Penonjolan ini terletak sedikit di bagian caudal dari bagian yang paling mencuat dari os occipitale sehingga tidak dapat dilihat dari norma vertikalis. Bagian tengah (pusat) dari protuberantia occipitalis externe disebut Inion.
    Kearah lateral dari protuberantia occipitalis externa terdapat dua buah peninggalan ke arah kanan dan kiri yang dinamakan linea nuchae superior. Linea ini dipakai sebagai patokan untuk menetukan batas cranial dari collum. Kira-kira 1 sentimeter di cranalis dari linea nuchae superior terdapat linea nuchae suprema (tidak selamanya ada).


NORMA ANTERIOR (NORMA FACIALIS)
    Bagian anterior dari cranium membentuk dahi (= forehead), orbita, tonjolan pipi, hidung, rahang atas dan rahang bawah.

DAHI (= FOREHEAD)
    Dibentuk oleh os frontale. Ke arah caudal, disebelah kiri dan kanan linea mediana, os frontale membentuk persendian dengan os nasale. Pertemuan antara os frontale dengan kedua os nasale pada linea mediana disebut Nasion. Daerah yang berada di cranalis dari nasion, di antara kedua arcus superficillaris disebut Glabella.
    Sampai usia anak kira-kira enam tahun, di antaa os frontale sinistra dan os frontale dextra terdapat sutura metopica, yang dapt saj menetap sampai usia dewasa.